DINSOSNAKERTRANS GARUT PASOK BANTUAN KORBAN KEBAKARAN

Garut News, (15/5).

     Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Garut, Sabtu memasok bantuan pangan dan sandang, untuk memenuhi kegiatan tanggap darurat selama sepekan bagi korban kebakaran di daedrah tersebut.

    Kepala Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial (Banlinsos) Dinsosnakertrans setempat, Drs Dadang Bunyamin menyakan, bantuan berupa beras, lauk-pauk, sandang serta peralatan dapur itu masing-masing diberikan kepada satu kepala keluarga (KK) di Desa Jayabhakti dan Desa Talagasari Kecamatan Banjarwangi.

    Sebelumnya juga diberikan kepada satu KK korban kebakaran di Kecamatan Bayongbong, disusul akan diberikan bagi 3 KK di Kecamatan Kersamanah serta satu KK korban kebakaran di Kecamatan Sucinaraja, katanya.

    Sedangkan adanya tujuh warga Garut, di Kecamatan Limbangan yang dikabarkan selama ini terancam kelaparan, pasokan bantuan akan diberikan setelah mendapat laporan resmi dari kecamatan setempat, karena jika memberikan bantuan tanpa dasar legalitas yang jelas bisa dijerat sanksi hukuman administratif yang merepotkan.

    Sementara itu, bantuan untuk korban kebakaran diberikan kepada yang kondisi rumahnya rata dengan tanah atau mengalami rusak berat, yang selama ini umumnya diakibatkan oleh kelalaian membiarkan tungku api yang menyala serta hubungan arus pendek listrik, ungkap Dadang Bunyamin.

    Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Teknis Pemadam Kebakaran (UPTD Damkar) Kabupaten Garut, Dede Sambas menyatakan, terjadinya hubungan arus pendek listrik (konsleting) dan bersumber dari tungku api dapur sebagai penyebab utama peristiwa kebakaran di daerahnya.

    Dia mengemukakan, dari 31 kasus kebakaran yang berlangsung sejak 1 Januari hingga pertengahan Mei 2010, sebagian besar akibat hubungan arus pendek listrik dan tungku api dapur, yang juga disebabkan kelalaian memasang dan memanfaatkan jaringan arus listrik di dalam rumah, katanya.

    Sehingga antara lain meludeskan 23 rumah penduduk, tiga unit mobil, terbakarnya roda untuk berjualan serta terjadi kebakaran di gardu listrik itu sendiri, dengan menelan total kerugian Rp7,460 miliar.

    Meski tak menelan korban jiwa, namun nilai kerugian kasus kebakaran tersebut telah melebihi kerugian peristiwa serupa selama tahun 2009 lalu Rp4,605 miliar dalam 57 kasus kebakaran, yang menelan empat korban jiwa serta tiga penduduk luka bakar, meludeskan 53 rumah juga dua mobil, ungkap Dede Sambas.

    Dikatakan dari enam unit mobil Damkar masing-masing berkapasitas 4 ribu liter air, satu unit diantaranya berkondisi rusak berat, bahkan 10 rol selang air sepanjang 250 meter yang dimilikinya, hanya 25 persen berkondisi baik sedangkan selebihnya banyak mengalami kebocoran.

    Selama ini dikelola 53 personil, terdiri 45 personil operasional lapangan dan selebihnya tenaga administrasi serta teknisi, dengan 39 PNS, dua tenaga kerja kontrak serta 12 tenaga sukarelawan.

    Dengan radius operasional jasa pelayanannya, mencapai ratusan kilometer pada 42 wilayah kecamatan, maka jika terjadi peristiwa kebakaran di Kecamatan Pameungpeuk diperlukan waktu tempuh selama tiga jam lebih ke TKP.

    Karena itu, idealnya di Kecamatan Pameungpeuk, Bungbulang, Malangbong dan Kecamatan Kadungora juga terdapat masing-masing satu unit mobil Damkar, yang harga setiap unitnya sekitar Rp1,5 miliar, imbuh Dede Sambas. ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar