Macan tutul (Panthera pardus melas), fauna identitas Jawa Barat yang dikenal dengan sebutan Raja Rimba Tatar Sunda, seekor diantaranya turun gunung sehingga menghebohkan warga Kampung Tembong Desa Rajamandala Kabupaten Ciamis.
Harimau dahan itu, nyaris setiap malam mengendap sekitar perkampungan tersebut sehingga meresahkan penduduk, menyusul banyak hewan ternak peliharaan warga terutama kambing dengan “senyap” dibunuh serta dikonsumsinya, ungkap Manager Taman Satwa Cikembulan Garut, Rudi Arifin, SE kepada Garut News, Kamis.
Penduduk pun bersepakat segera memburu dan membantainya, tetapi bisa digagalkan melalui beragam pendekatan persuasif, meski berlangsung alot bahkan sarat “padungdengan” (perdebatan sengit), namun akhirnya membuahkan kesepakatan yang bisa diterima semua pihak.
Maka pada Kamis malam (3/5), petugas BKSDA beserta masyarakat berhasil menangkap hewan dilindungi undang-undang itu berlangsung mulus atau tanpa cedera sedikit pun, dengan cara menyimpan umpan di dalam kerangkeng besi.
Malam itupun langsung dibawa ke Taman Satwa Cikembulan, kemudian dikarantinakan dengan pengawasan ektra ketat, sebagai proses penyelamatan, adaptasi sekaligus rehabilitasi dari tingginya intensitas “stres” macan tutul jantan ini, karena akan menempati habitat baru.
Karena itu, Taman satwa Cikembulan selain mengemban misi konservasi juga bisa dijadikan laboratorium ilmiah, sekaligus sarana wisata bernuansakan pendidikan, ungkap Rudy Arifin, menambahkan.
Macan tutul termasuk subspesiesnya seperti Macan Kumbang, berkualifikasi sangat dilindungi, yang nilainya diatas harimau putih dari India, karena Macan Tutul sangat spesifik fauna Jawa Barat.
Kehadiran tamu baru ini, menjadikan Taman Satwa Cikembulan kini memiliki dua populasi Macan Tutul jantan masing-masing berusia dua serta tiga tahun, sedangkan seluruh penghuni Taman Satwa satu-satunya di Provinsi Jawa Barat ini, kini sekurangnya memiliki koleksi 214 spesies, termasuk Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae), katanya.
Rudy Arifin berobsesi, Taman Satwanya bisa mendapatkan pula apresiasi serta proteksi dari UNESCO, salah satu lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yang selama ini Taman satwa Cikembulan dikelola dengan nuansa bersih dan nyaman. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar