“Bertutur dan Memproduk Karya Sastra”
Garut News, ( Selasa, 31/5 ).
Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra menyatakan, sastra, bahasa dan Budaya Sunda dinilai bisa menangkal penyalahgunaan narkotika beserta peredarannya, malahan dapat menepis hal-hal negatip lainnya.
Menyusul bidang sastra itu, berhubungan dengan bahasa juga budaya, sehingga mewujudkan insan berbudaya dengan beragam kearifan lokalnya, ungkap Wakil Bupati kepada Garut News, Selasa.
Menurut dia, insan berbudaya tersebut juga bisa melahirkan berbagai budidaya yang bermanfaat bagi orang lain, bahkan lingkungan di sekitarnya, yang pada gilirannya membuahkan komoditas bernilai ekonomi,
Dikemukakannya disela penyelenggaraan Workshop Sastra Daerah di Cipanas Garut, selama dua hari yang digelar Disparbud Provinsi Jawa Barat, Diky Chandra mengemukakan, budaya termasuk seni pertunjukan merupakan media sosialisasi.
Diantaranya melalui pertunjukan Wayang Golek, oleh tokoh pewayangannya “Si Cepot” bisa diselipkan pesan moral tentang bahaya penyalahgunaan narkotika, demikian pula melalui tutur bahasa sastra dapat dilombakan puisi anti narkotika, imbuhnya.
Selain itu, diwujudkan lomba cipta lagu untuk memerangi bahaya penyalahgunaan narkotika, juga lomba melukis dan mewarnai bagi anak pra sekolah dan murid Sekolah Dasar (SD), katanya.
Ungkapan senada mengemuka pula dari Kepala BNN Kabupaten Garut, Agus Juanda, SH dan Kepala Seksi Pencegahan BNN setempat, Syam Sumaryana, SH kepada Garut News, menambahkan.
Kegiatan Wokshop Sastra Daerah, diikuti sekitar 70 peserta perwakilan pelajar dan mahasiswa se Provinsi Jawa Barat, dibuka Wakil Bupati Garut dan diawali pagelaran Musikalisasi Puisi oleh Kelompok Post Theatron.
Dengan materi antara lain penulisan sajak, presenter/MC, penulisan essay, perkembangan bahasa dan sastra Sunda ti bahari ka kiwari, penulisan Carpon, penulisan naskah drama serta theater.
“Bertutur dan Memproduk Karya Sastra”
Ditemui terpisah, wartawan senior asal Garut, H. Usep Romli(62) yang juga penyaji materi penulisan Carpon mengatakan, apresiasi terhadap perhelatan tersebut, karena menurutnya, sastra dan bahasa Sunda selain untuk bertutur juga untuk tulisan dan memproduk karya sastra.
Termasuk bisa untuk menerjemahkan pemikiran dalam bertutur dan tulisan, sehingga kegiatan ini bisa mendorong semangat maupun meotivasi, menyusul menulis itu memerlukan latihan, rangsangan serta membangun semangat itu sendiri, katanya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar