“Penanganan Dampak Bencana Selama Ini Mengesankan Tabrak Lari”
Garut News, ( Senin, 12/6 ).
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, Ir Sutarman akhirnya mengaku, sejak dahulu pun banyak terjadi kerusakan kawasan hutan, yang penanggulangannya tidak bisa dilakukan dengan hanya “sebatas baru gandrung melakukan penananam pohon”.
Tetapi “cul leos” (ditanam kemudian dibiarkan), bahkan penanggulangan dampak bencananya pun, selama ini nyaris mengesankan “tabrak lari” atau sebatas di permukaannya saja, menyerupai fenomena gunung es.
Maupun antara lain cukup dipasok dengan bantuan mie instant, kain sarung, CD dan BH serta jenis pakaian layak pakai, sedangkan akar permasalahan penyebabnya kerap terabaikan, kata Sutarman ketika didesak pertanyaan Garut News, Senin.
Sehingga dia mengajak, agar dengan kebersamaan semua pihak termasuk stakehorder lainnya juga institusi teknis terkait lain, merumuskan solusi serta langkah konkrit strategis penanggulangannya.
Langkah bersama Dinas Kehutanan setempat, bersama Perum Perhutani dan BKSDA, dinilai sangat mendesak dilaksanakan, menyusul saat ini bukan waktunya lagi untuk saling menyalahkan, tegas Sutarman.
Kembali didesak pertanyaan mengenai apakah juga selama ini, setiap institusi kehutanan terindikasi belum memiliki konsep yang jelas dalam hal kebersamaan menanggulangi dampak bencana alam, Sutarman mengakui pula hal itu.
Malahan katanya, tidak akan terjadi pemukiman digerus luapan banjir bandang di bantaran sungai, jika penerapan syarat perijinan mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) selama ini benar-benar ditegakan, ungkapnya.
Penanaman hutan kota pun, idealnya dengan pohon setinggi dua meter, menyusul di Garut terdapat sekitar enam hutan kota , yang hingga kini masih belum di Perda kan , ujarnya.
Diingatkan, fungsi Dinas Kehutanan berupa koordinatif guna menyelamatkan sumber air, di dalam dan di luar kawasan hutan, yang kini terkendala terjadinya alih fungsi lahan juga terjadinya perambahan hutan.
Ditanya tentang kondisi hutan kota di Situ Cangkuang, yang terindikasi di terlantarkan dan banyak didatangi pasangan untuk bermesum ria, Sutarman katakan, penanganannya juga dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, katanya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar