Garut News ( Rabu, 10/8 ).
Camat Sucinaraja di Kabupaten Garut, Drs Ajat Sudrajat, M.Si kini menggalakan upaya penanaman singkong pada lahan tidak produktif, untuk kemudian mengembangkan produk “kicimpring” (kerupuk tipis berbahan baku
Komoditas kicimpring itu, katanya kepada Garut News, Rabu, bisa diproduk secara besar-besaran dengan hanya bermodalkan Rp5 juta, menyerap empat tenaga kerja pada setiap kelompok produktivitasnya.
Sedangkan investasi yang hanya Rp5 juta, masing-masing diperuntukan untuk membeli mesin mekanik parut singkong, bulatan dari lempengan almunium yang telah banyak dilubangi beralaskan triplek.
Kemudian untuk membeli bahan baku
Sehingga dari dua kelompok produksi kicimpring di Sucinaraja, selama ini masing-masing bisa memproduksi 40 kg dari satu kwintal singkong, dengan harga jual di Pasar Ciawitali Guntur Rp7.500/kg, sehingga keuntungan bersihnya setiap kuintalnya Rp100 ribu.
Kabupaten Bogor saat ini memerlukan pasokan kicimpring sebanyak 5 ton, demikian pula kabupaten lainnya, ungkap Camat yang juga Ketua Korwil I Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (NU) DPW Jawa Barat.
Diapun bersedia menstranfer alih teknologi bagi yang berminat, dan bersedia pula membeli produk kicimpring serupa Rp6.000/kg.
Sementara itu limbah kulit singkongnya, bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak kambing maupun domba, katanya pula.
Kecamatan Sucinaraja memiliki tujuh desa dengan luas wilayah 3.500 hektar, berbatasan dengan Cigalontang Tasikmalaya, berbatasan pula dengan Kecamatan Karangpawitan dan Wanaraja.
Penduduknya sekitar 16.000 kepala keluarga (KK) atau 28.191 jiwa, memiliki potensi sekitar 100 lio produk batu bata merah, industri rumah tangga wajit dan angleng, serta sayuran tomat, cabe, kol dan kentang. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar