728x90 AdSpace

wisata

  • Latest News

    Copyright GarutNews.Com. Diberdayakan oleh Blogger.

    Dua Petugas, Rawat 116 Penderita Gangguan Jiwa


    “Tersebar  Hingga  di  Kaki  Gunung  Kersamanah  Garut”

    Garut  News, ( Kamis, 15/4 ).
           Kisah sarat dinamika termasuk suka dan duka, ditapaki Ny. Ai Nurhayati serta Iyus Jamaludin, keduanya petugas Puskesmas Sukamerang Kecamatan Kersamanah di Kabupaten Garut, yang selama ini menangani juga merawat 116 penderita gangguan jiwa.

          Bahkan sekurangnya terdapat 24 rumah penderita, yang secara terjadwal harus dikunjunginya meski berlokasi di kaki gunung, serta kawasan terisolir pada bibir perbukitan, yang hanya dilintasi ruas jalan setapak, ungkap Iyus Jamaludin kepada Garut News, Kamis.

          Dari 116 penderita sakit jiwa itu, terdiri 57 psikosis, 41 neurosa, dua akibat nafsa, 41 Retadesi Mental (RM), empat epilepsy serta seorang mengalami gangguan jiwa lainnya, tersebar pada seluruh lima desa di Kecamatan Kersamanah.

           Sekurangnya pula terdapat 12 penderita, yang masih berkondisi parah meski beragam upaya therafi penyembuhan terus-menerus dilakukan, masing-masing Bagus salah satu dari 11 penderita di Desa Sukamerang.

           Disusul Adang(50) dan Deden(30) dari 16 penderita warga Desa Nanjung Jaya, kemudian dari 34 penderita di Desa Kersamanah, yang masih berkondisi parah Emis(41), Epoy(35), Asep Baud(45), Aum(60), Nopi(18), Dede tarsih(35) dan Dedi(35).

          Selanjutnya dari 27 penderita di Desa Sukamaju, yang terparah Emid(60), sedangkan dari 11 penderita di Desa Giri Jaya, terparah dialami Rusi(22) serta Tuti(25).

           Umumnya terjadi akibat kondisi sosial ekonomi yang sangat murat-marit, tetapi juga terdapat penyebab lainnya, ungkap Iyus Jamaludin saat melakukan kunjungan ke setiap rumah penderita bersama Garut News.

           Diantaranya Dede Tasih(42), mulai didera gangguan jiwa saat masuh duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD), warga Kampung Sundulan RT.01/07 di Desa/Kecamatan Kersamanah tersebut, awalnya merasa sangat takut setiap bertemu orang.

          Dalam perkembanganya terpaksa dikerangkeng bambu selama sekitar enam tahun, akibat sering berperilaku temperamental, meski kini bebas berkumpul satu rumah dengan keluarganya, namun kondisi sekujur kaki penderita menjadi lumpuh total.

          Kisah sangat memilukan, dialami pula Ipong Nurhasanah, perempuan lulusan Madrasah Aliyah ini, semula bingung hendak melanjutkan kuliah dimana kemudian menikah dan dikarunia satu anak laki-laki, saat ini pelajar SMP di Tarogong.

        Semula Ipong depresi berat akibat suaminya tewas akibat kecelakaan lalu lintas, kemudian menikah lagi dan dikarunia seorang anak perempuan yang kini masih kelas empat SD, namun suami kedua Ipong “cul leos” (tidak mempedulikannya).

          Ipong, warga Kampung Calincing RT.01/08 Desa/Kecamatan Kersamanah, selama ini diisolasi pada sudut di dalam rumahnya tanpa mendapatkan penerangan serta ventilasi udara memadai. 

           Selanjutnya Adang(55), masih berkondisi parah dan hanya menempati ruangan terkunci, mengalami gangguan jiwa akibat patah hati.

    “Masih Dinilai Aib”

           Kendala penyembuhannya, antara lain kerap pihak keluarga termasuk sanak saudara penderita, kurang mendukung bahkan diisolasi akibat dinilai menjadi aib, selain itu terdapat obat-obatan yang tidak terdapat pada Jamkesmas maupun Jamkesda.

          Diantaranya jenis obat Trizine, Luften, serta haloperidol 5 mg, sehingga pihak keluarga penderita harus membelinya dengan harga cukup mahal, selain itu pula terdapat obat suntik yang harganya bernilai ratusan ribu rupiah.

           Iyus Jamaludin bersama Ny. Ai Nurhayati, kerap sejak pagi hingga pukul 20.00 WIB melaksanakan kunjungan rumah sebanyak beberapa kali dalam sepekan, bedanya Ny. Ai Nurhayati berstatus PNS.

          Sedangkan Iyus Jamaludin, meski bekerja sejak 2000 hingga kini masih berstatus pegawai sukarelawan (Sukwan/TKK), bahkan dalam pendataan base BKD hanya masuk katagori dua, meski berulangkali memproses peningkatan status kepegawaiannya.

           Kondisi memprihatinkan, dialami pula sekitar 26 kader kesehatan Kecamatan Kersamanah, yang sejak pembentukannya beberapa tahun lalu, hingga sekarang belum mendapatkan bantuan dana operasional secara resmi dari pemerintah daerah.

            Padahal mereka itu, pejuang di lapangan yang kerap diguyur hujan serta diterpa terik matahari, berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, namun nasibnya sendiri nyaris tidak ada yang melirik, memilukan memang di negeri yang bernama Indonesia ini.

           Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra menyatakan, segera menempuh lintas koordinasi serta solusi konkrit lainnya, dalam penuntasan penanganan sekurangnya 116 penderita gangguan jiwa, yang tersebar pada lima desa di Kecamatan Kersamanah.***(John).  
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Dua Petugas, Rawat 116 Penderita Gangguan Jiwa Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    LIHAT ARSIP LAMA BERITA SILAHKAN KLIK www.garutnews.weebly.com
    Scroll to Top