Garut News, ( Rabu, 15/9 ).
Akibat kondisi lalu lintas yang padat merayap, Rabu menyebabkan waktu tempuh Garut ke Kecamatan Kadungora selama dua jam, padahal hanya berjarak 15 km dengan melintasi ruas jalan provinsi.
Pemantauan langsung Garut News di lapangan menunjukan, antrian kendaraan berlangsung sejak Bundaran Tarogong hingga memasuki jalur Lebak Jero serta Tanjakan Nagreg, diperparah kondisi mendung yang kerap disertai hujan cukup deras.
Luapan kendaraan dari arah Garut tujuan Bandung maupun kearah barat itu, sebagian besar mobil pribadi serta speda motor, dipastikan mereka merupakan sisa arus balik termasuk yang pulang setelah mengunjungi sejumlah obyek wisata, maupun menuju lokasi pariwisata.
Pada umumnya kendaraannya bernopol Bandung, Bekasi, Jakarta bahkan terdapat mobil bernopol asal Sumatra, menyusul masa liburan sekolah masih berlangsung hingga 20 September mendatang.
Namun ironisnya, para pengunjung yang hendak mendatangi Taman Satwa Cikembulan, terhambat ruas jalan utama, yang masih dibiarkan menganga ambruk akibat digerus luapan sungai, padahal ruas jalan kabupaten itu, juga merupakan urat nadi perekonomian masyarakat sekitarnya.
Tetapi Pemkab setempat khususnya Dinas Bina Marga Kabupaten Garut, mengesankan menutup mata maupun tidak mau tahu, meski dampaknya bisa menyengsarakan rakyat akibat terhambatnya mobilitas perekonomian mereka.
Sementara itu, jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat pun juga mengesankan “cuek-bebek”. *** (John).
Akibat kondisi lalu lintas yang padat merayap, Rabu menyebabkan waktu tempuh Garut ke Kecamatan Kadungora selama dua jam, padahal hanya berjarak 15 km dengan melintasi ruas jalan provinsi.
Pemantauan langsung Garut News di lapangan menunjukan, antrian kendaraan berlangsung sejak Bundaran Tarogong hingga memasuki jalur Lebak Jero serta Tanjakan Nagreg, diperparah kondisi mendung yang kerap disertai hujan cukup deras.
Luapan kendaraan dari arah Garut tujuan Bandung maupun kearah barat itu, sebagian besar mobil pribadi serta speda motor, dipastikan mereka merupakan sisa arus balik termasuk yang pulang setelah mengunjungi sejumlah obyek wisata, maupun menuju lokasi pariwisata.
Pada umumnya kendaraannya bernopol Bandung, Bekasi, Jakarta bahkan terdapat mobil bernopol asal Sumatra, menyusul masa liburan sekolah masih berlangsung hingga 20 September mendatang.
Namun ironisnya, para pengunjung yang hendak mendatangi Taman Satwa Cikembulan, terhambat ruas jalan utama, yang masih dibiarkan menganga ambruk akibat digerus luapan sungai, padahal ruas jalan kabupaten itu, juga merupakan urat nadi perekonomian masyarakat sekitarnya.
Tetapi Pemkab setempat khususnya Dinas Bina Marga Kabupaten Garut, mengesankan menutup mata maupun tidak mau tahu, meski dampaknya bisa menyengsarakan rakyat akibat terhambatnya mobilitas perekonomian mereka.
Sementara itu, jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat pun juga mengesankan “cuek-bebek”. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar