Jalur Lingkar Nagreg Diprediksi Sebagai Biangnya Kemacetan Arus Lalu Lintas. (Foto : Ari ). |
Padat serta parahnya tingkat kemacetan arus lalu lintas, selama berlangsung arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 1431 H pada lintasan ruas jalan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga kuat akibat terjebak jalur Lingkar Nagreg sepanjang 5,3 km.
Karena nyaris seluruh kendaraan yang selama ini melintasi jalur Pantura (Pantai Utara) Jawa, mengalihkan perjalanannya melalui Ciamis, Tasikmalaya, Malangbong dan Limbangan Garut, diperparah kondisi jalur Lingkar Nagreg yang ternyata masih belum layak pakai.
Bahkan pada jalur yang baru diresmikan pemakaiannya itu, kerap terjadi kemacetan total akibat lintasan tanjakannya panjang bahkan lebih berat dibandingkan Lintasan Nagreg lama, terutama pada lokasi Citiis hingga tanjakan “HP”, dengan lebar jalan relatif sempit.
Malahan berdasarkan pemantauan Garut News, Minggu menunjukan, nyaris sepanjang jalur Lingkar Nagreg tersebut, hanya dilengkapi drainase jalan yang mungkin tidak diperhitungkan tingginya debet luapan air, sehingga terdapat air yang meluap ke badan jalan.
Menyebabkan berserakannya kerikil diatas badan jalan, yang menghambat dan bisa mencelakakan para penggunanya, terdapat pula tikungan yang sudut elevasinya cenderung tidak memenuhi syarat, yang dapat membunuh pelintasnya dengan kecepatan tinggi.
Selain itu seusai melewati tanjakan, tak langsung dapat melihat arah jalan ke depan, sehingga jalur Lingkar Nagreg untuk sementara lebih cocok hanya dijadikan “jalur alternatif” atau bukan sebagai jalur utama, sebab masih membahayakan jiwa manusia.
Menyusul masih belum tuntasnya dilakukan “audit keselamatan”, oleh pihak Kepolisian, Perhubungan serta Bina Marga, padahal semestinya sebelum dimanfaatkan dituntaskan audit keselamatan, kemudian terdapat rekomendasi untuk pembenahan.
Setelah dilakukan pembenahan, kembali dilakukan uji ulang sebelum dibuka untuk dimanfaatkan oleh kendaraan umum, sesuai amanat Undang-Undang N0.22/2009 Tentang LLAJ.
Malahan yang lebih memprihatinkan, kondisi Sekolah Dasar (SD) yang kini terkepung Jalur Lingkar Nagreg, masih belum direlokasi padahal libur sekolah telah berakhir, mengindikasikan tidak matangnya perencanaan pemerintah dalam pembangunan, atau asal-asalan seperti memproduk “surabi”.
Dihubungi terpisah Kadishub Kabupaten Garut, Drs Mlenik Maumeriadi antara lain menyatakan, pemerintah telah berupaya maksimal mengantisipasi lonjakan arus mudik dan balik Lebaran, meski mungkin belum sepenuhnya memenuhi harapan semua pihak, katanya, berdiplomasi.
Sementara itu, dari Posko Kesehatan Terminal Guntur yang beroperasi sejak 3 September hingga 18 September 2010, didatangi sekurangnya 385 pasien, terbanyak dengan keluhan tukak lambung (magh) mencapai sekitar 72 pasien, ungkap petugasnya dr. Agustin kepada Garut News. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar