Garut News. ( Sabtu, 4/8 ).
Pemudik Lebaran Idul Fitri 1431 H mulai berdatangan di Terminal Guntur Garut, pada Sabtu dini hari tercatat sebanyak 3.899 penumpang, yang menggunakan 124 bis dengan 140 rit, atau meningkat lima persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sedangkan yang berangkat dari Terminal Guntur menggunakan 106 bis dengan seribu penumpang, atau mengalami penurunan meski secara keseluruhan terjadi kenaikan luapan penumpang mencapai 30 persen, ungkap Kadishub setempat Drs Mlenik Maumeriadi.
Didampingi Kepala UPTD Terminal Guntur, Deni Desta kepada Garut News mereka juga mengemukakan, untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan didirikan Posko Induk berupa gabungan petugas Kepolisian, Kesehatan dan Dishub di terminal tersebut.
Bahkan pihak Kepolisian yang semula menurunkan dua petugas, kini menjadi enam personil, sehingga kesiapan menghadapi luapan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, dinilai lebih baik dibandingkan tahun – tahun sebelumnya, katanya.
Upaya lainnya, tiga hingga dua hari menjelang Lebaran dilaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi para operator kendaraan angkutan penumpang umum, termasuk pemeriksaan urine mereka.
Sedangkan kesiapan bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) serta Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), mencapai 520 unit dengan rata – rata operasionalnya 381 rit yang bisa mengangkut sekurangnya 30.475 penumpang.
Diungkapkan pula, tiga hari pasca Lebaran 2008 terdapat sekurangnya 13 ribu penumpang yang naik dari Terminal Guntur, disusul pada 2009 sebanyak tujuh ribuan penumpang kemudian tahun ini dapat mencapai 10 ribu lebih penumpang, ujar Mlenik Maumeriadi dan Deni Desta
Sementara itu, moda angkutan terusan berupa Angkot dan Angdes tersedia untuk dioperasionalkan 1.275 unit, yang bisa membawa 82.180 penumpang ke berbagai tujuan.
Menurut Mlenik Maumeriadi di Terminal Guntur, tarif batas atas Lebaran mendapat toleransi kenaikan 10 persen dari tarif biasa, sehingga masing-masing perusahaan otobis serta jenis angkutan penumpang umum dan barang lainnya menentukan kebijakannya masing-masing.
Termasuk jenis bis eksekutif, antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda, sehingga peminatnya tergantung mekanisme pasar, Dishub mengawasi pula jumlah penumpang yang dinaikan di terminal, sedangkan jika terjadi kelebihan penumpang dan barang di jalan, merupakan kewenangan polisi untuk menindak pelanggaran tersebut.
Bis Primajasa menerapkan tarif batas atasnya, Garut – Lebak Bulus AC ekonomi (seat 2-3) Rp42 ribu, Garut – Cileunyi Rp13 ribu, Garut – Rancaekek/ Cicalengka Rp6 ribu, Cileunyi – Nagreg Rp12 ribu serta Cileunyi – Jakarta Rp32 ribu.
Sedangkan bis ekonomi, Garut – Bekasi Rp31 ribu, Garut – Cileunyi Rp8 ribu, Garut – Ranca Ekek/ Cicalengka Rp4 ribu, Garut – Purwakarta Rp25 ribu, Cileunyi – Purwakarta/ Cikopo Rp18 ribu, Cileunyi – Bekasi Rp25 ribu serta Purwakarta/Cikopo – Bekasi Rp8 ribu. *** (John).
Pemudik Lebaran Idul Fitri 1431 H mulai berdatangan di Terminal Guntur Garut, pada Sabtu dini hari tercatat sebanyak 3.899 penumpang, yang menggunakan 124 bis dengan 140 rit, atau meningkat lima persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sedangkan yang berangkat dari Terminal Guntur menggunakan 106 bis dengan seribu penumpang, atau mengalami penurunan meski secara keseluruhan terjadi kenaikan luapan penumpang mencapai 30 persen, ungkap Kadishub setempat Drs Mlenik Maumeriadi.
Didampingi Kepala UPTD Terminal Guntur, Deni Desta kepada Garut News mereka juga mengemukakan, untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan didirikan Posko Induk berupa gabungan petugas Kepolisian, Kesehatan dan Dishub di terminal tersebut.
Bahkan pihak Kepolisian yang semula menurunkan dua petugas, kini menjadi enam personil, sehingga kesiapan menghadapi luapan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, dinilai lebih baik dibandingkan tahun – tahun sebelumnya, katanya.
Upaya lainnya, tiga hingga dua hari menjelang Lebaran dilaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi para operator kendaraan angkutan penumpang umum, termasuk pemeriksaan urine mereka.
Sedangkan kesiapan bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) serta Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), mencapai 520 unit dengan rata – rata operasionalnya 381 rit yang bisa mengangkut sekurangnya 30.475 penumpang.
Diungkapkan pula, tiga hari pasca Lebaran 2008 terdapat sekurangnya 13 ribu penumpang yang naik dari Terminal Guntur, disusul pada 2009 sebanyak tujuh ribuan penumpang kemudian tahun ini dapat mencapai 10 ribu lebih penumpang, ujar Mlenik Maumeriadi dan Deni Desta
Sementara itu, moda angkutan terusan berupa Angkot dan Angdes tersedia untuk dioperasionalkan 1.275 unit, yang bisa membawa 82.180 penumpang ke berbagai tujuan.
Menurut Mlenik Maumeriadi di Terminal Guntur, tarif batas atas Lebaran mendapat toleransi kenaikan 10 persen dari tarif biasa, sehingga masing-masing perusahaan otobis serta jenis angkutan penumpang umum dan barang lainnya menentukan kebijakannya masing-masing.
Termasuk jenis bis eksekutif, antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda, sehingga peminatnya tergantung mekanisme pasar, Dishub mengawasi pula jumlah penumpang yang dinaikan di terminal, sedangkan jika terjadi kelebihan penumpang dan barang di jalan, merupakan kewenangan polisi untuk menindak pelanggaran tersebut.
Bis Primajasa menerapkan tarif batas atasnya, Garut – Lebak Bulus AC ekonomi (seat 2-3) Rp42 ribu, Garut – Cileunyi Rp13 ribu, Garut – Rancaekek/ Cicalengka Rp6 ribu, Cileunyi – Nagreg Rp12 ribu serta Cileunyi – Jakarta Rp32 ribu.
Sedangkan bis ekonomi, Garut – Bekasi Rp31 ribu, Garut – Cileunyi Rp8 ribu, Garut – Ranca Ekek/ Cicalengka Rp4 ribu, Garut – Purwakarta Rp25 ribu, Cileunyi – Purwakarta/ Cikopo Rp18 ribu, Cileunyi – Bekasi Rp25 ribu serta Purwakarta/Cikopo – Bekasi Rp8 ribu. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar