Garut News, (23/8).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Komar. M, M.Pd menyatakan, adanya bantuan dari pusat berupa “Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah” (PMTAS) bagi 308 ribu siswa, dinilai bukan hal yang memalukan, melainkan sebagai anugerah.
Menyusul 308 ribu siswa tersebut, merupakan 80 persen dari jumlah seluruh anak TK, RA serta SD/MI di Kabupaten Garut ini, atau seperempat dari jumlah mereka di seluruh Indonesia yang mendapatkan bantuan PMTAS, katanya saat didesak pertanyaan Garut News, Senin.
Sehingga diharapkan setiap penerima PMTAS itu, kualitas gizi serta prestasi akademiknya bisa meningkat, selain itu sebagai upaya pembinaan kerohanian karena sebelum dan sesudah mengonsumsi makanan diwajibkan berdo’a bersama, juga harus mencuci tangan.
Bahkan dapat mengungkit perekonomian masyarakat, sebab bahan baku makanan bergizinya bersumber dari masyarakat sekitar sekolah, dengan porsi setiap siswa 300 kilocalori dan lima gram protein.
Disajikan sebanyak 54 kali, masing-masing dengan alokasi anggaran kebutuhan makanan setiap siswa Rp2.250, dikelola sekolah serta institusi teknis terkait lainnya, mulai September mendatang.
Sedangkan 20 persen dari jumlah siswa TK, RA serta SD/MI yang tidak mendapatkan PMTAS, terdiri murid yang sekolahnya berlokasi di kawasan perkotaan, ungkap Komar, menambahkan. ****(John).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Komar. M, M.Pd menyatakan, adanya bantuan dari pusat berupa “Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah” (PMTAS) bagi 308 ribu siswa, dinilai bukan hal yang memalukan, melainkan sebagai anugerah.
Menyusul 308 ribu siswa tersebut, merupakan 80 persen dari jumlah seluruh anak TK, RA serta SD/MI di Kabupaten Garut ini, atau seperempat dari jumlah mereka di seluruh Indonesia yang mendapatkan bantuan PMTAS, katanya saat didesak pertanyaan Garut News, Senin.
Sehingga diharapkan setiap penerima PMTAS itu, kualitas gizi serta prestasi akademiknya bisa meningkat, selain itu sebagai upaya pembinaan kerohanian karena sebelum dan sesudah mengonsumsi makanan diwajibkan berdo’a bersama, juga harus mencuci tangan.
Bahkan dapat mengungkit perekonomian masyarakat, sebab bahan baku makanan bergizinya bersumber dari masyarakat sekitar sekolah, dengan porsi setiap siswa 300 kilocalori dan lima gram protein.
Disajikan sebanyak 54 kali, masing-masing dengan alokasi anggaran kebutuhan makanan setiap siswa Rp2.250, dikelola sekolah serta institusi teknis terkait lainnya, mulai September mendatang.
Sedangkan 20 persen dari jumlah siswa TK, RA serta SD/MI yang tidak mendapatkan PMTAS, terdiri murid yang sekolahnya berlokasi di kawasan perkotaan, ungkap Komar, menambahkan. ****(John).
0 comments:
Posting Komentar