Garut News, (17/7).
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMPN 1 Garut, mulai tahun pelajaran 2010-2011 menerapkan pengembangan budaya mutu sekolah, dengan mengaktualisasikan beragam aspek berkaitan dengan tuntutan akuntabilitas publik terhadap kualitas sekolah.
Sehingga untuk meningkatkan kemampuan professional guru dan staf TU SMPN 1 serta meningkatkan wawasan keilmuan mereka, dibahas dalam Workshop pengembangan budaya mutu tersebut, dibuka Kadis Pendidikan setempat diwakili Dedi Yusuf, M.Pd, Sabtu.
Dia antara lain mengemukakan, penyelenggaraan pendidikan tak terlepas dari kebijakan pemerintah pusat, meliputi ketersediaan pelayanan, keterjangkauan, kesetaraan, mutu serta penjaminan pendidikan.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Garut, Dadi Rohaendi, M.Pd menyatakan, dari 270 siswa baru RSBI 2010-2011 terhimpun pada sembilan rombongan belajar, yang dialokasikan 10 persen diantaranya mendapat subsidi untuk siswa dari kalangan sosial ekonomi kurang mampu.
Sedangkan 10 persen lainnya memperoleh keringanan biaya, dikelola 66 tenaga pendidi dan 17 tenaga kependidikan dengan lima wakil kepala sekolah, masing-masing membidangi akademik, kesiswaan, humas, sarana/prasarana serta manajemen mutu dan budaya sekolah.
Ungkapan senada mengemuka dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu dan Budaya Sekolah, Drs Sufiyan serta Wakil Kepala Sekolah Sarana/Prasarana, Bhakti.P juga Pengelola RSBI Drs Cuk Mardiyanto.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik, Drs S. Witono mengatakan, terdapatnya sepuluh faktor utama yang menentukan mutu pendidikan di suatu sekolah, terdiri Reliaability, Responsivenes, Competence, Acecsability, Courtesy, Communication, Credibility, Security, Understanding The Customer serta faktor Tangibles.
Pada rangkaian perhelatan itu, dipresentasikan pula formula penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah Empat Tahunan serta Tahunan, oleh Endang Suryana, M.Pd sekaligus pembahasan perangkat pembelajaran bagi setiap guru. *** (John).
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMPN 1 Garut, mulai tahun pelajaran 2010-2011 menerapkan pengembangan budaya mutu sekolah, dengan mengaktualisasikan beragam aspek berkaitan dengan tuntutan akuntabilitas publik terhadap kualitas sekolah.
Sehingga untuk meningkatkan kemampuan professional guru dan staf TU SMPN 1 serta meningkatkan wawasan keilmuan mereka, dibahas dalam Workshop pengembangan budaya mutu tersebut, dibuka Kadis Pendidikan setempat diwakili Dedi Yusuf, M.Pd, Sabtu.
Dia antara lain mengemukakan, penyelenggaraan pendidikan tak terlepas dari kebijakan pemerintah pusat, meliputi ketersediaan pelayanan, keterjangkauan, kesetaraan, mutu serta penjaminan pendidikan.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Garut, Dadi Rohaendi, M.Pd menyatakan, dari 270 siswa baru RSBI 2010-2011 terhimpun pada sembilan rombongan belajar, yang dialokasikan 10 persen diantaranya mendapat subsidi untuk siswa dari kalangan sosial ekonomi kurang mampu.
Sedangkan 10 persen lainnya memperoleh keringanan biaya, dikelola 66 tenaga pendidi dan 17 tenaga kependidikan dengan lima wakil kepala sekolah, masing-masing membidangi akademik, kesiswaan, humas, sarana/prasarana serta manajemen mutu dan budaya sekolah.
Ungkapan senada mengemuka dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu dan Budaya Sekolah, Drs Sufiyan serta Wakil Kepala Sekolah Sarana/Prasarana, Bhakti.P juga Pengelola RSBI Drs Cuk Mardiyanto.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik, Drs S. Witono mengatakan, terdapatnya sepuluh faktor utama yang menentukan mutu pendidikan di suatu sekolah, terdiri Reliaability, Responsivenes, Competence, Acecsability, Courtesy, Communication, Credibility, Security, Understanding The Customer serta faktor Tangibles.
Pada rangkaian perhelatan itu, dipresentasikan pula formula penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah Empat Tahunan serta Tahunan, oleh Endang Suryana, M.Pd sekaligus pembahasan perangkat pembelajaran bagi setiap guru. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar