Garut News, ( Minggu, 19/9 ).
Lintasan ruas jalan provinsi mulai dari Kampung Warung Peuteuy hingga Kecamatan Leles di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejauh 15 km pada Minggu Pukul 16.00 WIB macet total akibat derasnya luapan arus balik kendaraan Lebaran Idul Fitri 1431 H.
Bahkan diprediksikan kemacetan Garut-Bandung bisa berlangsung hingga tengah malam, bahkan Senin dini hari, terutama dialami jenis kendaraan mobil, sehingga kepolisian mengarahkan arus dari Bandung tujuan Garut melintasi Kecamatan Banyuresmi dari Leles, demikian pemantauan langsung Garut News di lapangan.
Padat merayapnya arus kendaraan, menyebabkan pengemudi bis Primajasa tujuan Jakarta terpaksa membalikan kendaraannya di Warung Peuteuy, kemudian melambung melintasi Situ Bagendit selanjutnya menembus Kecamatan Limbangan.
Sedangkan pada Minggu siang, arus kendaraan yang melintasi Kecamatan Malangbong, Limbangan kemudian memasuki Tanjakan Nagreg, terbilang lancar sebagaimana diakui Kepala Dishub Kabupaten Garut, Drs Mlenik Maumeriadi di Pos Aju Limbangan.
Sementara itu, pada lintasan Jalur Lingkar Nagreg terutama pada lokasi Tanjakan “HP” banyak terdapat mobil maupun speda motor yang tidak kuat mendaki, kondisi badan jalannya pun semakin banyak yang terkelupas bahkan berlubang.
Lebar jalan relatif sempit, sehingga jika digunakan dua arah dipastikan terjadi kemacetan total, satu arah pun kerap terjadi tumpukan kendaraan, padahal kendaraan dari arah Garut dan Malangbong juga masih banyak memanfaatkan lintasan Tanjakan Nagreg lama.
Pengendara speda motor pun, yang mendominasi arus balik banyak memanfaatkan Tanjakan Nagreg lama, sementara itu luapan arus kendaraan yang selama ini memanfaatkan lintasan ruas jalan Pantura, kini cukup deras melintasi Garut.
Mereka umumnya berharap bisa lebih lancar dapat melintasi jalur Lingkar Nagreg, namun kenyataan masih terjebak kemacetan maupun antrian kendaraan beragam jenis mobil.
Kondisi Jalur Lingkar Nagreg, juga belum memadai dilengkapi sarana penerangan jalan umum, minim rambu lalu lintas serta marka jalan, nyaris sebagian lintasannya hanya dibatasi pembatas jalan.
Malahan kini bermunculan pedagang, menyiapkan makanan dan minuman ringan termasuk rokok pada tenda-tenda plastik darurat, belasan penyedia jasa pengganjal ban juga bersiaga di pinggir tanjakan “HP”, sebagai indikasi belum mampunya pemerintah menyediakan sarana dasar rakyat yang memadai dan manusiawi. **** (John).
Lintasan ruas jalan provinsi mulai dari Kampung Warung Peuteuy hingga Kecamatan Leles di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejauh 15 km pada Minggu Pukul 16.00 WIB macet total akibat derasnya luapan arus balik kendaraan Lebaran Idul Fitri 1431 H.
Bahkan diprediksikan kemacetan Garut-Bandung bisa berlangsung hingga tengah malam, bahkan Senin dini hari, terutama dialami jenis kendaraan mobil, sehingga kepolisian mengarahkan arus dari Bandung tujuan Garut melintasi Kecamatan Banyuresmi dari Leles, demikian pemantauan langsung Garut News di lapangan.
Padat merayapnya arus kendaraan, menyebabkan pengemudi bis Primajasa tujuan Jakarta terpaksa membalikan kendaraannya di Warung Peuteuy, kemudian melambung melintasi Situ Bagendit selanjutnya menembus Kecamatan Limbangan.
Sedangkan pada Minggu siang, arus kendaraan yang melintasi Kecamatan Malangbong, Limbangan kemudian memasuki Tanjakan Nagreg, terbilang lancar sebagaimana diakui Kepala Dishub Kabupaten Garut, Drs Mlenik Maumeriadi di Pos Aju Limbangan.
Sementara itu, pada lintasan Jalur Lingkar Nagreg terutama pada lokasi Tanjakan “HP” banyak terdapat mobil maupun speda motor yang tidak kuat mendaki, kondisi badan jalannya pun semakin banyak yang terkelupas bahkan berlubang.
Lebar jalan relatif sempit, sehingga jika digunakan dua arah dipastikan terjadi kemacetan total, satu arah pun kerap terjadi tumpukan kendaraan, padahal kendaraan dari arah Garut dan Malangbong juga masih banyak memanfaatkan lintasan Tanjakan Nagreg lama.
Pengendara speda motor pun, yang mendominasi arus balik banyak memanfaatkan Tanjakan Nagreg lama, sementara itu luapan arus kendaraan yang selama ini memanfaatkan lintasan ruas jalan Pantura, kini cukup deras melintasi Garut.
Mereka umumnya berharap bisa lebih lancar dapat melintasi jalur Lingkar Nagreg, namun kenyataan masih terjebak kemacetan maupun antrian kendaraan beragam jenis mobil.
Kondisi Jalur Lingkar Nagreg, juga belum memadai dilengkapi sarana penerangan jalan umum, minim rambu lalu lintas serta marka jalan, nyaris sebagian lintasannya hanya dibatasi pembatas jalan.
Malahan kini bermunculan pedagang, menyiapkan makanan dan minuman ringan termasuk rokok pada tenda-tenda plastik darurat, belasan penyedia jasa pengganjal ban juga bersiaga di pinggir tanjakan “HP”, sebagai indikasi belum mampunya pemerintah menyediakan sarana dasar rakyat yang memadai dan manusiawi. **** (John).
0 comments:
Posting Komentar