Pasar Guntur Ciawitali Garut berkondisi rawan kebakaran, menyusul Jumat (28/1) nyaris terbakar akibat meledaknya “semawar” (kompor minyak tanah yang di pompa), mengakibatkan hangusnya kios/los Blok A Nomor 74 milik Ajat(35).
Sedangkan ledakan tersebut, akibat sambungan kompor terputus menimbulkan percikan api menyambar dinding los, namun kobaran api bisa segera dipadamkan sehingga tidak merambat ke los lainnya, ungkap Kabag Informatika setempat, Dik Dik Hendrajaya, M.Si kepada garut News, Sabtu.
Komplek pasar tradisional tersebut, juga sebelumnya terbakar yang memusnahkan 258 los, terdiri Los J sebanyak 242 kios berukuran 1,5 x 1,5 m kemudian Los/jalur H-J sebanyak 16 los juga berukuran 1,5 x 1,5 m, dan agar api tidak meluas dilakukan penyelamatan 36 buah meliputi 24 Los jalur HJ dan 12 kios blok J.
Nilai kerugiannya sekitar Rp3,225 miliar terdiri kerugian fisik bangunan Rp1,290 miliar serta komoditi yang diperdagangkan Rp1,935 miliar, katanya.
Bahkan pada beberapa tahun lalu, juga terjadi sejumlah kasus kebakaran, yang menurut Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si perlu dilakukan penataan pengelolaan lingkungannya.
Supaya tidak semrawut, sumpeg serta tak terlalu padat pedagang kaki lima, sehingga memudahkan mobil unit pemadam kebakaran memadamkan api jika terjadi peristiwa kebakaran, katanya.
Malahan kini saatnya, pada setiap los maupun kios memiliki tabung pemadam kebakarannya masing-masing, bersih dari tumpukan sampah yang berserakan dan dilakukan penataan kembali instalasi jaringan listriknya.
Masih menurut Budiman, pasar Guntur Ciawitali selama ini tidak jelas mana bagian muka dan belakangnya, tetapi dari sisi mana pun sulit dilintasi akibat sangat sarat pedagang, kotor dan kumuh, katanya. ****(John).
0 comments:
Posting Komentar