Garut News, ( Kamis, 28/10 ).
Perum Perhutani KPH Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat ini gencar mewujudkan upayanya membebaskan produk para petani “Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat” (PHBM), dari praktek ijon maupun tengkulak.
Menyusul segera direalisasikannya kerjasama dengan pihak ketiga, melalui prinsip saling menguntungkan, sehingga dipastikan produktivitas petani 176 hektare tanaman kopi di Kramatwangi Cisurupan, tetap bernilai jual tinggi.
Demikian diungkapkan Administratur (ADM) Perum Perhutani KPH Garut, M. Yusuf. N kepada Garut News, seusai menghadiri upacara bendera peringatan hari Sumpah Pemuda di Lapangan Otista Alun-Alun, Kamis.
Dia katakan, institusinya pun “concern” meningkatkan kualitas pemberdayaan “Lembaga Masyarakat Desa Hutan” (LMDH), yang saat ini tersebar pada sekurangnya 187 desa, dengan lahan garapan seluas 81 ribu hectare, katanya.
Masih menurutnya, 93 persen kawasan hutan di Kabupaten Garut, merupakan zona konservasi, atau hanya tujuh persen diantaranya sebagai hutan produksi terbatas, tetapi tetap melaksanakan lintas program penanaman, termasuk pengembangan jenis tanaman rami.
Dengan tetap mengemban prinsip efisiensi anggaran operasional Prum Perhutani, yang tahun ini diupayakan bisa dibawah Rp10 miliar, maupun berkisar Rp8 miliar atau Rp9 miliar, bahkan pada 2014 mendatang diupayakan hanya bertengger pada Rp2 miliar.
Menyikapi kopi produk PHBM di wilayahnya, diyakini memiliki kualitas serta nilai ekonomi tinggi, diantaranya ditandai Kopi Garut jika diseduh air panas dan diaduk, maka ketinggian busanya bisa mencapai ketinggian diatas 2 cm, ungkap M. Yusuf. N. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar