Garut News, ( Rabu, 20/10 ).
Warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, termasuk kaum perempuan sangat kecewa menyusul almarhumah Raden Ajoe (RA) Lasminingrat, tidak masuk nominasi sepuluh Calon Pahlawan Nasional (CPN) 2010.
“Atas nama pribadi dan rakyat Garut juga seluruh kaum perempuan, saya menyatakan sangat kecewa, meski tidak akan menyerah untuk terus memperjuangkannya,” tegas Ketua Parfi Korda setempat juga Wakil Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Garut, Ny. Hj. Rani Permata Diky Chanda melalui Garut News, Rabu.
Ketua Konsorsium Peduli Untuk Mereka itu, juga mengemukakan, akan terus berjuang mencari informasi serta data yang validitasnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tentang eksistensi nilai perjuangan dan pengorbanan R.A Lasminingrat.
Kendati dipastikan biayanya sangat mahal, tetapi akan terus berupaya memenuhinya, termasuk selama ini mewujudkan hormat dan penghargaan warga Garut terhadap R.A Lasminingrat, antara lain diabadikan menjadi nama gedung wanita “R.A Lasminingrat”, tegas Ny. Rani Permata.
Dia mengungkapkan, R.A Lasminingrat merupakan pionir maupun pelopor utama pendidikan modern “Kaoem Poerempoean Soenda” pada zamannya, lahir 1843 kemudian 1871 sudah bisa menulis karya sastra berjudul “Carita Erman”.
Diterbitkan pada 1875, 1876 dan 1887, selanjutnya terbit buku “Warnasari” Jilid 1 dan 2, pada usia 64 tahun mendirikan “Sakola Kaoetamaan Istri” dengan lima kelas yang menerapkan kurikulum 1907, demi “Kemajoean Kaoem Perempoean”.
Karena pada masanya, masih dianggap “sampah”, R.A Lasminingrat pun dengan tulus dan ikhlas menghibahkan seluruh harta dan kekayaannya untuk Kabupaten Garut.
Sehingga pada saat wafat, tidak memiliki apa-apa, padahal sebagai istri Bupati Garut, Rd. Aria Wiratanudatar VIII.
“Saya mohon do’a serta dukungan dari seluruh elemen dan komponen masyarakat Kabupaten Garut, semoga kedepan R.A Lasminingrat bisa dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Ny. Rani Permata Diky Chandra. **** (John).
Warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, termasuk kaum perempuan sangat kecewa menyusul almarhumah Raden Ajoe (RA) Lasminingrat, tidak masuk nominasi sepuluh Calon Pahlawan Nasional (CPN) 2010.
“Atas nama pribadi dan rakyat Garut juga seluruh kaum perempuan, saya menyatakan sangat kecewa, meski tidak akan menyerah untuk terus memperjuangkannya,” tegas Ketua Parfi Korda setempat juga Wakil Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Garut, Ny. Hj. Rani Permata Diky Chanda melalui Garut News, Rabu.
Ketua Konsorsium Peduli Untuk Mereka itu, juga mengemukakan, akan terus berjuang mencari informasi serta data yang validitasnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tentang eksistensi nilai perjuangan dan pengorbanan R.A Lasminingrat.
Kendati dipastikan biayanya sangat mahal, tetapi akan terus berupaya memenuhinya, termasuk selama ini mewujudkan hormat dan penghargaan warga Garut terhadap R.A Lasminingrat, antara lain diabadikan menjadi nama gedung wanita “R.A Lasminingrat”, tegas Ny. Rani Permata.
Dia mengungkapkan, R.A Lasminingrat merupakan pionir maupun pelopor utama pendidikan modern “Kaoem Poerempoean Soenda” pada zamannya, lahir 1843 kemudian 1871 sudah bisa menulis karya sastra berjudul “Carita Erman”.
Diterbitkan pada 1875, 1876 dan 1887, selanjutnya terbit buku “Warnasari” Jilid 1 dan 2, pada usia 64 tahun mendirikan “Sakola Kaoetamaan Istri” dengan lima kelas yang menerapkan kurikulum 1907, demi “Kemajoean Kaoem Perempoean”.
Karena pada masanya, masih dianggap “sampah”, R.A Lasminingrat pun dengan tulus dan ikhlas menghibahkan seluruh harta dan kekayaannya untuk Kabupaten Garut.
Sehingga pada saat wafat, tidak memiliki apa-apa, padahal sebagai istri Bupati Garut, Rd. Aria Wiratanudatar VIII.
“Saya mohon do’a serta dukungan dari seluruh elemen dan komponen masyarakat Kabupaten Garut, semoga kedepan R.A Lasminingrat bisa dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Ny. Rani Permata Diky Chandra. **** (John).
0 comments:
Posting Komentar