Garut News, ( Selasa, 19/10 ).
Vegetasi sawo kecik (crisopylum cainito), sejenis kayu-kayuan dinilai bisa dijadikan tanaman konservasi, menyusul selain buahnya dapat dikonsumsi dan mengobati penyakit panas dalam, juga menjadi penguat struktur tanah jika ditanam pada kiri - kanan jalan.
Tanaman keras yang banyak ditemukan di Kelurahan Margawari Kecamatan Garut Kota itu, sangat tinggi menyerap karbon serta sebagai peneduh, berdaun mengkilap dan tajuk rimbun, ungkap Kepala Seksi Litbang Dinas Kehutanan setempat, Ir Kuswana kepada Garut News, Selasa.
Tetapi untuk membudidayakannya secara besar-besaran, masih diperlukan kajian sosial ekonomi atau analisa usaha, sedangkan kandungan nutrisi dari pohon yang berbuah manis tersebut, juga memerlukan proses penelitian dari akhli gizi, katanya.
Sementara itu, penggandaannya bisa melalui penanaman biji, namun memerlukan waktu sepuluh tahun untuk memulai belajar berbuah, maka mempercepatnya dapat dengan cara “mencangkok”.
Diagendakan pada 2011 mendatang, dilakukan pengkajian serius untuk pengembangannya sebagai “trend” baru penanaman sawo kecik sebagai tanaman konservasi, yang selama ini dikenal oleh warga Margawati sebagai sawu susu.
Karena kekentalan lendir getahnya hampir menyerupai susu, yang banyak di tanam di Kebun Raya Bogor serta pada beberapa titik lokasi pada lintasan Jl. Soekarno – Hatta Bandung, ujar Kuswana.
Dia katakan, dimulainya kegiatan kajian pada 2011, karena menjelang akhir tahun ini masih disibukan pelaksanaan PHBM pengembangan kembali tanaman rami, serta kegiatan PHBM di Kawasan Panawa.
Kepada masyarakat Margawati, disampaikan penghargaan serta apresiasinya karena selama ini telah mengembangkan jenis tanaman kayu-kayuan ini, sehingga dirinya pun akan segera langsung meninjau ke lapangan, katanya. ****(John).
Vegetasi sawo kecik (crisopylum cainito), sejenis kayu-kayuan dinilai bisa dijadikan tanaman konservasi, menyusul selain buahnya dapat dikonsumsi dan mengobati penyakit panas dalam, juga menjadi penguat struktur tanah jika ditanam pada kiri - kanan jalan.
Tanaman keras yang banyak ditemukan di Kelurahan Margawari Kecamatan Garut Kota itu, sangat tinggi menyerap karbon serta sebagai peneduh, berdaun mengkilap dan tajuk rimbun, ungkap Kepala Seksi Litbang Dinas Kehutanan setempat, Ir Kuswana kepada Garut News, Selasa.
Tetapi untuk membudidayakannya secara besar-besaran, masih diperlukan kajian sosial ekonomi atau analisa usaha, sedangkan kandungan nutrisi dari pohon yang berbuah manis tersebut, juga memerlukan proses penelitian dari akhli gizi, katanya.
Sementara itu, penggandaannya bisa melalui penanaman biji, namun memerlukan waktu sepuluh tahun untuk memulai belajar berbuah, maka mempercepatnya dapat dengan cara “mencangkok”.
Diagendakan pada 2011 mendatang, dilakukan pengkajian serius untuk pengembangannya sebagai “trend” baru penanaman sawo kecik sebagai tanaman konservasi, yang selama ini dikenal oleh warga Margawati sebagai sawu susu.
Karena kekentalan lendir getahnya hampir menyerupai susu, yang banyak di tanam di Kebun Raya Bogor serta pada beberapa titik lokasi pada lintasan Jl. Soekarno – Hatta Bandung, ujar Kuswana.
Dia katakan, dimulainya kegiatan kajian pada 2011, karena menjelang akhir tahun ini masih disibukan pelaksanaan PHBM pengembangan kembali tanaman rami, serta kegiatan PHBM di Kawasan Panawa.
Kepada masyarakat Margawati, disampaikan penghargaan serta apresiasinya karena selama ini telah mengembangkan jenis tanaman kayu-kayuan ini, sehingga dirinya pun akan segera langsung meninjau ke lapangan, katanya. ****(John).
0 comments:
Posting Komentar