Garut News, ( Senin, 11/10 ).
Akibat terjadinya perubahan iklim selama ini, sebagai penyebab melorotnya produksi perkebunan tembakau masyarakat hingga mencapai 50 persen, yang tahun lalu bisa mencapai 3.000 ton tetapi saat ini sekitar 1.500 ton.
Sehingga petani tembakau di Kabupaten Garut, kehilangan nilai ekonomi sangat besar menyusul harga setiap kilogram tembakau Rp23 ribu, ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten setempat, Ir Hj. Indriana Soemarto kepada Garut News, Senin.
Padahal setiap tahun hanya terdapat satu musim tanam tembakau, yakni pada Maret dan Mei, sedangkan dana bagi hasil cukai tembakau tak sepenuhnya bisa dialokasikan untuk pembinaan alih profesi petani tembakau.
Melainkan dimanfaatkan pula, untuk pembinaan petani budidaya tembakau, termasuk untuk jenis tembakau “mole” sebagai produk unggulan asal Kabupaten Garut, yang selama ini sangat terkenal keberadaannya. *** (John).
Akibat terjadinya perubahan iklim selama ini, sebagai penyebab melorotnya produksi perkebunan tembakau masyarakat hingga mencapai 50 persen, yang tahun lalu bisa mencapai 3.000 ton tetapi saat ini sekitar 1.500 ton.
Sehingga petani tembakau di Kabupaten Garut, kehilangan nilai ekonomi sangat besar menyusul harga setiap kilogram tembakau Rp23 ribu, ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten setempat, Ir Hj. Indriana Soemarto kepada Garut News, Senin.
Padahal setiap tahun hanya terdapat satu musim tanam tembakau, yakni pada Maret dan Mei, sedangkan dana bagi hasil cukai tembakau tak sepenuhnya bisa dialokasikan untuk pembinaan alih profesi petani tembakau.
Melainkan dimanfaatkan pula, untuk pembinaan petani budidaya tembakau, termasuk untuk jenis tembakau “mole” sebagai produk unggulan asal Kabupaten Garut, yang selama ini sangat terkenal keberadaannya. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar