Garut News, ( Selasa, 12/10 ).
International Organization for Migration (IOM) Indonesia, menggelar seminar sehari tentang pentingnya pengurangan resiko bencana alam berbasis masyarakat, termasuk “sharing” pengalaman dari berbagai institusi, di Kecamatan Pameungpeuk, Rabu (13/10).
Sehingga siapapun dapat lebih siap dan siaga jika bencana datang, karena bencana bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja, seperti yang selama ini penanganan tanggap daruratnya dilaksanakan Dinsosnakertrans kabupaten Garut, ujar Sekretarisnya, Herri. H, SH kepada Garut News, Selasa.
Meski pemberian bantuan tanggap darurat, disesuaikan dengan kebutuhan pokok dan mendasar masyarakat, berdasarkan kelompok usia, katanya.
Sedangkan mengurangi resiko bencana dapat dilakukan dengan cara, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas/kemampuan serta memberikan dukungan teknis dalam program “Pengurangan Resiko Bencana” (PRB).
Sementara itu Government Liaison Assistant, Kantor IOM Bandung, Lioni Beatrik Tobing mengemukakan, program PRB dilaksanakan pada enam desa tersebar di lima kecamatan, terdiri Desa Cikelet Kecamatan Cikelet, Paas (Pameungpeuk), Karyasari (Cibalong), Depok (Cisompet), Sukanagara (Cisompet) serta Desa Pangauban Kecamatan Cisurupan.
Dia katakan, sebagai respon atas terjadinya bencana gempa bumi di Jawa Barat, IOM juga melaksanakan program dukungan Psikososial dan hunian sementara selama enam bulan (Desember 2009 – Mei 2010) pada empat kecamatan.
Masing-masing Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk, Cisompet dan Cikelet, berupa distribusi paket peralatan tukang (toolkits), pembangunan hunian sementara (transitional shelter), pelatihan rumah aman gempa (safe construction training), training of trainer (TOT) untuk fasilitator, serta pelatihan dukungan psikologis anak, katanya.
Sebagaimana diungkapkan Sekretaris Dinsosnakertrans, Herri. H, SH, aganda kegiatan IOM tersebut berlangsung pada 4-11 Oktober, diantaranya lomba gambar dan menulis, sesi foto keluarga sadar bencana di Pangauban serta Sukanagara, lomba palang merah remaja juga festival keluarga korban bencana.
Output yang diharapkan, antara lain pembuatan dan sosialisasi SOP (Standar Operational Procedure) dan rencana aksi PRB di setiap desa, seperti diingatkan Kabag Informatika Setda Garut, Dik Dik Hendrajaya, M.Si di daerahnya terdapat sekurangnya 33 titik rawan bencana tanah longsor serta banjir lumpur.
Dia mengharapkan pula, IOM bisa memperluas wilayah operasional lainnya hingga menjamah seluruh 42 kecamatan di Kabupaten Garut, imbuhnya. *** (John).
International Organization for Migration (IOM) Indonesia, menggelar seminar sehari tentang pentingnya pengurangan resiko bencana alam berbasis masyarakat, termasuk “sharing” pengalaman dari berbagai institusi, di Kecamatan Pameungpeuk, Rabu (13/10).
Sehingga siapapun dapat lebih siap dan siaga jika bencana datang, karena bencana bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja, seperti yang selama ini penanganan tanggap daruratnya dilaksanakan Dinsosnakertrans kabupaten Garut, ujar Sekretarisnya, Herri. H, SH kepada Garut News, Selasa.
Meski pemberian bantuan tanggap darurat, disesuaikan dengan kebutuhan pokok dan mendasar masyarakat, berdasarkan kelompok usia, katanya.
Sedangkan mengurangi resiko bencana dapat dilakukan dengan cara, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas/kemampuan serta memberikan dukungan teknis dalam program “Pengurangan Resiko Bencana” (PRB).
Sementara itu Government Liaison Assistant, Kantor IOM Bandung, Lioni Beatrik Tobing mengemukakan, program PRB dilaksanakan pada enam desa tersebar di lima kecamatan, terdiri Desa Cikelet Kecamatan Cikelet, Paas (Pameungpeuk), Karyasari (Cibalong), Depok (Cisompet), Sukanagara (Cisompet) serta Desa Pangauban Kecamatan Cisurupan.
Dia katakan, sebagai respon atas terjadinya bencana gempa bumi di Jawa Barat, IOM juga melaksanakan program dukungan Psikososial dan hunian sementara selama enam bulan (Desember 2009 – Mei 2010) pada empat kecamatan.
Masing-masing Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk, Cisompet dan Cikelet, berupa distribusi paket peralatan tukang (toolkits), pembangunan hunian sementara (transitional shelter), pelatihan rumah aman gempa (safe construction training), training of trainer (TOT) untuk fasilitator, serta pelatihan dukungan psikologis anak, katanya.
Sebagaimana diungkapkan Sekretaris Dinsosnakertrans, Herri. H, SH, aganda kegiatan IOM tersebut berlangsung pada 4-11 Oktober, diantaranya lomba gambar dan menulis, sesi foto keluarga sadar bencana di Pangauban serta Sukanagara, lomba palang merah remaja juga festival keluarga korban bencana.
Output yang diharapkan, antara lain pembuatan dan sosialisasi SOP (Standar Operational Procedure) dan rencana aksi PRB di setiap desa, seperti diingatkan Kabag Informatika Setda Garut, Dik Dik Hendrajaya, M.Si di daerahnya terdapat sekurangnya 33 titik rawan bencana tanah longsor serta banjir lumpur.
Dia mengharapkan pula, IOM bisa memperluas wilayah operasional lainnya hingga menjamah seluruh 42 kecamatan di Kabupaten Garut, imbuhnya. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar