Terkait kerap terjadinya peristiwa terbakarnya sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Garut, Jawa Barat, maka Pemkab setempat kini saatnya merancang sistim asuransi massal atau asuransi kumpulan.
Bekerjasama dengan pihak ketiga, perusahaan asuransi sebagai bentuk jaminan sosial dan kerugian masyarakatnya dengan premi yang terjangkau, tegas Koordinator Aliansi Peduli Garut (APG) juga Direktur Litigasi “Clean Gouvernment” (CG) DPC Garut, Geri Muzayyin kepada Garut News, Minggu.
Diantaranya bisa dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan maupun asuransi kerugian, seperti kebakaran, kecelakaan, kehilangan barang/kendaraan, sehingga terdapat pembagian resiko, antara pemerintah, masyarakat luas serta pelaku usaha.
Dalam hal ini perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi, imbuh Geri Muzayyin menyusul terbakarnya 258 los pasar Guntur Ciawitali, Sabtu (22/1) yang menelan kerugian sekitar Rp3,225 miliar.
Dia mengingatkan, Pemkab jangan “hanya” sibuk menganggarkan belanja pegawainya, sehingga jangankan memikirkan pertanggungan masyarakatnya.
“Karena saya pun yakin banyak aset Pemkab, yang belum diasuransikan resikonya berupa gedung, perkantoran berikut perlengkapan dan peralatannya, juga kendaraan kendaraan dinas dan lain sebagainya,” ungkap Muzayyin.
Fenomena tersebut, akibat Pemkab belum memiliki paradigma “insurance minded” sebagai bentuk proteksi terhadap segala resiko, padahal banyak anggaran yang bisa digunakan untuk ini, dengan cara melakukan efisiensi pada beberapa sektor atau pos belanja pegawainya.
Jika hal itu dilakukan, dipastikan masyarakat terpuaskan oleh jasa layanan pemerintahnya, bahkan mereka merasa terdapat pelibatan sebagai subyek maupun tidak hanya diperlakukan sebagai obyek, ujar Geri dengan nada kesal.
Kekesalan juga diungkapkan sumber lainnya, terkait selalu adanya indikasi penjarahan dana APBD.
Ditemui terpisah Kepala UPTD Pasar Guntur Ciawitali, H. Dayat, S.Sos menyatakan, Minggu Pukul 14.00 WIB dilakukan pembahasan intern bersama Kadis dan Kabid Pasar, mengenai tindak lanjut pasca kebakaran juga lokasi relokasi sementara pedagang.
Dikatakannya, dari 258 los yang ludes terbakar, terdiri Los J sebanyak 242 kios berukuran 1,5 x 1,5 m kemudian Los/jalur H-J sebanyak 16 los juga berukuran 1,5 x 1,5 m, agar api tidak meluas dilakukan penyelamatan 36 buah meliputi 24 Los jalur HJ dan 12 kios blok J.
Nilai kerugiannya sekitar Rp3,225 miliar terdiri kerugian fisik bangunan Rp1,290 miliar serta komoditi yang diperdagangkan Rp1,935 miliar, katanya.
Aktivitas pasar diluar lokasi kebakaran, tetap berjalan sebagaimana biasanya, sedangkan lokasi kebakaran yang dipasang garis polisi, cukup banyak diserbu para pemulung, meski sumber api dan penyebabnya masih diselidiki pihak berwenang. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar