Garut News, ( Selasa, 21/12).
Kabupaten Garut, Jawa Barat, merupakan salah-satu dari 183 daerah tertinggal di Indonesia, yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional, ungkap Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Ir H.A. Helmy Faishal Zaini dalam orasi ilmiahnya pada Dies Natalis ke-12 dan Wisuda Program Diploma, Sarjana dan Magister Universitas Garut (UNIGA), Selasa.
Orasi ilmiahnya itu mengusung tema, peranan pendidikan tinggi dalam peningkatan pembangunan daerah tertinggal, yang disampaikan Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Dr Jamaludin Malik, dia mengemukakan 70 persen atau 128 kabupaten tertinggal berada di Kawasan Timur Indonesia, dan 30 persen atau 55 kabupaten di Kawasan Barat Indonesia termasuk Kabupaten Garut, katanya.
Bahkan juga terdapat 27 kabupaten diantaranya yang merupakan daerah perbatasan, termasuk 14 kabupaten memiliki 52 pulau terluar, sementara dari 156 kabupaten non perbatasan terdapat sembilan kabupaten memiliki pulau terluar, sehingga total pulau terluar mencapai 66 pulau. Dan yang berpenghuni hanya 25 pulau dengan total penduduknya sekitar 71.431 jiwa.
Pulau-pulau tersebut, menyimpan potensi cukup besar, terutama komoditas perikanan dan rumput laut, yang belum terkelola secara maksimal, merupakan peluang usaha bagi para pencari kerja baru, termasuk alumni UNIGA, imbuhnya.
Menyusul, keanekaragaman sumber daya hayati dan non hayati di daerah tertinggal, dapat menjadi peluang kesempatan berusaha, sekaligus tantangan bagi pengembangan riset, baik untuk kepentingan sains, maupun untuk kebutuhan masyarakat dewasa ini, ungkapnya.
Bupati Garut, Aceng H.M Fikri mengakui daerahnya masih tertinggal dengan kondisi infrastruktur yang masih lemah, karena dari 800 km panjang jalan kabupaten hanya 250 km yang tertangani, serta dari 4.000 km ruas jalan desa, yang tertangani 800 km, katanya.
Rektor UNIGA, Prof H. Endang Soetari mengemukakan, saat ini UNIGA mewisuda 472 sarjana terdiri program diploma, sarjana dan magister. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ekonomi, Pertanian, Teknik, MIPA, Fakultas Agama Islam dan Program Pasca Sarjana.
Nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif Cumlaude sebanyak 87 wisudawan, dan peraih IPK tertinggi untuk tingkat universitas atas nama Maly Ghinan Sholih,S.Si dari Fakultas MIPA dengan IPK 3,95 putra dari Sohan Basyari dan Ny. E. Heryani, dan IPK tertinggi Program Pasca Sarjana diraih Niknik Handayani, M.Si (3,78).
Pada Dies Natalis tersebut, ditandatangani MoU antara UNIGA dengan Indonesia Power dan KONI serta KADIN, untuk menjalin kemiteraan dan kerjasama program di bidang Community Development, Olahraga serta Kewrausahaan. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar