Sekitar 80 persen dari 50.000 an ibu hamil di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diindikasikan menderita anemia atau menurunnya kadar Hb, jumlah sel darah merah dan hematokrit di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.
Kondisi tersebut menunjukan, rata-rata dari sepuluh ibu hamil terdapat delapan diantaranya anemia, termasuk anemia gizi, keadaan dimana kadar Hb jumlah sel darah merah dan hematokrit lebih rendah dari normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yg esensial.
Bahkan 31 dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut juga diindikasikan rawan yodium (endemik GAKI), sedangkan penyebab kondisi memprihatinkan tersebut, antara lain asupan protein dan zat besi rendah, di daerah inipun terdapat sembilan kasus kurang vitamin A (KVA).
Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr H. Hendy Budiman, M.Kes kepada Garut News mengemukakan, Kamis, kekurangan gizi masyarakat merupakan permasalahan hilir, yang selama ini ditangani secara “kuratif” oleh jajaran Dinkes.
Sedangkan permasalahan “hulu” nya, bisa diakibatkan kegagalan panen, rendahnya daya beli, pola hidup konsumtif yang lebih mengutamakan “aksesori” daripada pemenuhan makanan bergizi, katanya.
Penanggulangannya pun, jika hanya dilakukan secara kuratif oleh jajarannya, dipastikan tidak akan membuahkan hasil maksimal, karena masih diperlukan upaya penanganan dari hulu atau faktor penyebabnya.
Sehingga diperlukan peran serta nyata, dari berbagai institusi teknis terkait termasuk stakehorder lainnya, ungkap Hendy Budiman.
Dia ditemui menjelang mempresentasikan penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Garut, pada rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, di ruang pertemuan Sekda setempat, yang mengusung tematik, “pola pangan harapan sebagai dasar percepatan penganekaragaman konsumsi pangan untuk mengakselerasi IPM,” diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, katanya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar