Garut News, ( Selasa, 7/12 ).
Taman Satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora, sekitar 15 km arah barat dari pusat Kota Garut, berobsesi bisa mendatangkan sepasang “Komodo” (varanus comodoensis), satwa purba yang sangat langka dan dilindungi Undang-Undang.
Sehingga pengelola taman satwa satu-satunya di Provinsi Jawa Barat itu, tengah gencar mengemas beragam upaya agar berhasil dapat mendatangkannya, ungkap Manager Taman satwa Cikembulan, Rudy Arifin, SE kepada Garut News, Selasa.
Obsesinya itu, kata dia, selain untuk mendukung “Komodo Sebagai Tema Wisata Nasional 2011”, juga sebagai apresiasi Taman Satwa Cikembulan atas keberadaan Komodo pada ajang “New Seven Wonders of Nature” bersama 28 finalis lain di berbagai dunia, katanya.
Menyusul Satwa purba yang dipercaya sebagai "dinosaurus terakhir di muka bumi" ini, dipastikan pula keberadaannya di Cikembulan bisa sekaligus menjadikan Kabupaten Garut dilirik masyarakat dunia.
Karena itu, Rudy Arifin berharap, berbagai pihak dapat mendukung kelancaran mewujudkan obsesinya tersebut, sebab taman satwanya itu sejak dioperasionalkan pada 9 Agustus 2009, hingga kini didatangi lebih dari 300 ribu pengunjung, katanya.
Dilengkapi pula “therafi ikan” jenis gararupa, yang tahap awal disediakan sekurangnya 1.300 ekor sejenis ikan nilem itu, dilengkapi sarana pepohonan peneduh serta bangunan joglo, yang juga disediakan kotak amal, katanya.
Taman Satwa, yang telah memiliki lebih dari 117 spisies termasuk hewan langka dilindungi Undang-Undang ini, menyiapkan pula kandang untuk beberapa ekor buaya putih serta primata “orang utan”.
Sedangkan penghuninya selama ini, antara lain, Harimau Sumatera, beruang, macan tutul, beragam jenis mamalia dan primata, yang secara teratur dilakukan vaksinasi.
Sekaligus tetap memberikan kesempatan kepada masyarakat, untuk menghibahkan satwa langkanya dilindungi undang-undang, untuk ditampung dan dipelihara.
Dijadwalkan pada malam pergantian tahun 2010, menjelang memasuki tahun baru 2011 kembali menggelar “Reflefksi Akhir Tahun” dengan beragam sajian hiburan serta renungan, yang dikemas komunitas “Teman Satwa” terdiri kalangan wartawan, ujar Rudy Arifin, menambahkan. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar