Garut News, ( Rabu, 29/12 ).
Perum Perhutani KPH Garut, Rabu menggelar “Apel Siaga Tanggap Darurat” yang sekurangnya diikuti 57 SAR Perum Perhutani setempat, yang terdiri berbagai elemen dan komponen termasuk Lembaga Masyarakat Desa sekitar Hutan (LMDH).
Kegiatan penyegaran yang berlangsung dua hari itu, merupakan bentuk komitment maupun kepedulian Perum Perhutani KPH Garut, dalam pencegahan, penanggulangan serta tindak lanjut pasca bencana alam, tegas Administraturnya, M. Yusuf Noorhajiyanto, S.Hut.
Kepada Garut News juga mengingatkan, Garut merupakan salah satu dari empat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, yang berkondisi rawan bencana sangat tinggi, selain terdapat ancaman gunungapi meletus, juga gempa, tanah longsor serta banjir lumpur.
Sedangkan upaya penanggulangannya yang dinilai efektif, yakni melalui pelaksanaan program “Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat” (PHBM), menyusul pohon pun berfungsi sebagai pabrik oxygen bahkan bisa mengurangi fenomena pemanasan global.
Sehingga Perum Perhutani KPH Garut, diberi peluang bahkan dinilai berhasil dalam penyelenggaraan siaga tanggap darurat, karena dengan upaya nyata pro aktifnya mengantisipasi secara dini, termasuk menyiapkan kegiatan evakuasi dampak pasca bencana alam, katanya.
Ditemui terpisah Kepala Urusan Humas, Agraria dan Hukum Perhutani setempat, Jaenal Abidin mengemukakan, degradasi hutan juga merupakan sumber bencana, sehingga jika kondisi hutannya bagus, maka otomatis lingkungannya bagus.
“Pamarentah resep nenjo leuweung hejo, sabab masyarakatnya bisa ngejo” (Pemerintah Senang Melihat Hutan Hijau, Karena Masyarakatnya Bisa Sejahtera”, imbuh Jaenal Abidin.
Gelar apel siaga tanggap darurat, diselenggarakan secara periodik, menjalin kolaborasi dengan masyarakat yang berlangsung sejak lama, antara lain pernah dilaksanakan di Cisewu, Bungbulang, Cileuleuy serta Pamoyanan.
Bahkan Selasa lalu, jajaran Perum Perhutani KPH Garut, melakukan penanaman 10.000 pohon pada kawasan Daerah Aliran Sungai Cimanuk, di Tanggulun Kecamatan Kadungora.
Ke depan digelar pula kegiatan pembelajaran dini tentang lingkungan, sebagai muatan ekstra kurikuler tingkat SLTP, diawali pada Kawasan Garut Selatan (Gasela), katanya. ****(John).
0 comments:
Posting Komentar