Ny. Rani Permata Diky Chandra mengagas bakti sosial celah bibir dan langit-langit, pada momentum hari kesehatan nasional 2010 Tingkat Kabupaten Garut, diikuti 60 peserta dari berbagai pelosok desa dan kecamatan, Sabtu.
Gagasan tersebut mengemuka, menyusul banyak penderita celah bibir dan langit-langit di Garut, umumnya akibat kurangnya asupan gizi atau nutrisi saat ibu hamil, serta banyak pasangan yang menikah dengan saudara dekat, terutama di kawasan Garut selatan, katanya kepada Garut News.
Bahkan di Indonesia, fenomenanya sama dengan Jepang, rata-rata setiap 600 peristiwa kelahiran bayi, terdapat satu penderita bibir sumbing, sedangkan di Daratan Eropa setiap 1.000 kelahiran terdapat seorang penderitanya.
Kemudian di daratan Benua Afrika, setiap 2.000 peristiwa kelahiran terdapat satu penderita celah bibir dan langit-langit, selain itu akibat dari keturunan, ungkapnya.
Di kabupaten Garut, para penderita bibir sumbing dan langit-langit umumnya dari kalangan ekonomi lemah, sedangkan biaya operasi di rumah sakit pemerintah bisa mencapai berkisar Rp2 juta hingga Rp5 juta, sedangkan di rumah sakit swasta dipastikan lebih mahal lagi.
Setiap penderitanya, tutur Ny. Rani, jika tidak dioperasi semakin besar semakin mengalami perasaan minder, tidak bisa tampil percaya diri, proses berkomunikasinya terganggu, mengganggu estetika, bahkan bisa menyebabkan frustasi, ungkapnya.
Dirut RSU dr Slamet, dr H. Maskut Farid, MM kepada Garut News, mengatakan sebanyak 60 penderita dioperasi Sabtu dan Januari mendatang, ditangani lima dokter bedah serta tiga anestesia pada enam hingga tujuh bed operasi.
Terselenggara atas kerjsama YPPCBL/ Indonesian Cleaft dengan Smile Train, Bedah Mulut dan Maksilafasial RSHS, FKG Unpad, Anestesi RSHS Bandung, PP Pabmi, Pemda Garut, Dinkes Garut, PDGI dan RSUD dr Slamet.
Wakil Bupati, Rd. Diky Chandra antara lain menyatakan, agar para penderitanya jangan berkecil hati, karena nilai kemuliaan manusia bukan hanya dari kondisi fisiknya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar