Kondisi kepadatan dan semrawutnya pasar darurat di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama ini menghambat kelancaran arus lalulintas beragam jenis moda angkutan pada lintasan jalur alternatif “Sasak Beusi”.
Padahal, semestinya bisa dimanfaatkan secara maksimal pada musim arus mudik dan balik Lebaran maupun musim liburan panjang lainnya, guna mengurai kemacetan total pada lokasi tanjakan Nagreg serta ruas jalan Parakan Muncang Bandung.
Pengamatan Garut News, Minggu menunjukan, lokasi pasar darurat Cibatu itu, selain mengakibatkan badan jalan menjadi menyempit, juga kondisi lingkungannya semakin kumuh, diperparah maraknya pedagang kaki lima serta hilir mudiknya angkutan delman.
Bahkan dilintasi jalur rel kereta api (KA), yang setiap 24 jam dilewati sekurangnya 17 KA dari arah Jakarta tujuan Surabaya maupun sebaliknya, sehingga setiap KA lewat berlangsung antrian kendaraan.
Sedangkan kondisi lintasan jalan Sasak Beusi, terbilang memenuhi syarat untuk dilintasi beragam jenis kendaraan, guna menghindari kemacetan Nagreg serta di Balubur Limbangan, yang setiap musim liburan panjang sarat antrian panjang kendaraan hingga mencapai belasan kilometer.
Sementara itu, dari Garut juga dilaporkan, masih banyaknya pengendara speda motor yang mengeluh mata perih, diindikasikan dari dampak masih bertebarannya sisa hujan abu Merapi, menyusul terbawa hembusan angin barat.
Bahkan sehari sebelumnya, terdapat kalangan pelajar yang berusaha mencari “masker”, mereka khawatir dampak abu Merapi bisa merusak kornea mata serta paru-paru, sebagaimana diungkapkan para pelajar SMA di Garut, termasuk Budi Hermawan kepada Garut News. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar