Garut News, ( Jumat, 12/11 ).
Perum Perhutani KPH Garut, dengan program “Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat” (PHBM) nya, selama ini berupaya mewujudkan warga sejahtera yang berbasiskan konservasi.
Menyusul program tersebut, digulirkan sejak 2002 dengan mengajak masyarakat sekitar hutan, agar bisa menikmati azas manfaat dari hutan, melalui bagi hasil dari produk ekonomi yang dihasilkannya, tanpa merusak maupun merambah ekologi sekitarnya.
Penegasan itu, mengemuka dari Administratur Perum Perhutani KPH Garut, M. Yusuf. N, S.Hut kepada Garut News, Jumat juga menyatakan, bahkan di Kabupaten Garut sejak 2004 dibentuk Pokja PHBM dikoordinir Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekda setempat.
Menghindikasikan tingginya respon dan animo Pemkab bersama masyarakat, yang disikapi dengan “concern” serta komitmen kepedulian Perhutani KPH Garut, melalui berbagai upaya pembinaan desa hutan, katanya.
Diantaranya mengembangkan budidaya tanaman kopi, pada setiap sela tegakan hutan, sebagai upaya konservasi sekaligus menanam vegetasi bernilai ekonomi, karena harga kopi selama ini selalu menunjukan “trend” di pasar domestik maupun pangsa mancanegara.
Terlebih lagi, kopi Garut memiliki karakteristik khas yang banyak diminati pasar, sehingga dampak perambahan hutan sekityar 81.000 hektare, sejak lima tahun terakhir secara bertahap, terencana dan terukur, dialihfungsikan dengan komoditas tanaman keras, antara lain kopi.
Selain itu, juga saat ini mulai melirik potensi cabe gendot, guna memberdayakan “Lembaga Masyarakat Desa Hutan” (LMDH), yang tersebar pada 187 desa, seperti halnya dari Sembilan wilayah binaan PHBM kopi pada areal 1.914 hektare.
Pada Oktober lalu nilai ekonominya mencapai tidak kurang dari Rp0,5 miliar, sehingga bagi hasil yang selama ini diterima pihak Perum Perhutani Garut, dalam bentuk rupiah ke depan akan dialihkan dengan vegetasi fisik kopi.
Guna terus dikembangkan, membidik bagusnya pemenuhan pangsa pasar, sekaligus sebagai proyek percontohan ke depan, ungkap Administratur Perum Perhutani KPH Garut, M. Yusuf.N.
Dia mengatakan pula, di kawasan Garut selatan ada sekitar 100 hektare lahan kritis, yang juga akan dijamah program PHBM, agar manfaatnya bisa menyentuh langsung kepentingan masyarakat, dengan tetap berbasiskan konservasi, imbuhnya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar