Garut News, ( Rabu, 25/11 ).
Meski kesejahteraan para guru saat ini telah mengalami peningkatan, menyusul diberlakukannya kompetensi dan sertivikasi guru, namun di tengah profesionalisme mereka, ternyata masih ada oknum guru di Kabupaten Garut, kerap menjual paksa buku kepada murid-muridnya.
Indikasi tersebut, sangat disesalkan Wakil Bupati setempat, Rd. Diky Candra dan menyatakan harapannya, agar setiap adanya indikasi bisa disertai bukti yang akurat, katanya kepada Garut News, seusai menyampaikan sambutan Mendiknas di lapangan Otista Alun-Alun Garut, Kamis.
Pada puncak peringatan ke-17 Hari Guru Nasional (HGN) dan peringatan ke-65 PGRI itu, Wabup Diky Candra juga mengingatkan, jika setiap indikasi terdapat dokumen maupun buktinya, maka pihaknya pun bisa melakukan tindakan tegas, karena tidak berdasarkan issue.
Kembali diingatkan, perlunya membudayakan penyertaan dukumen pembuktian, supaya penindakannya lebih tegas, sebab indikasi guru menjual paksa buku tidak hanya terjadi di Kabupaten Garut, ungkapnya.
Sedangkan indikasi lainnya, yang saat ini cenderung merebak, berupa keluhan masyarakat mengenai pungutan liar ketika melakukan pengujian kendaraan roda empat pada Dinas Perhubungan Garut, disinyalir terpaksa harus membayar melebihi ketentuan atau Perda.
Menyikapi hal ini, Wabup mengemukakan setiap peraturan kerap terdapat celah, sehingga kewajiban Pimpinan instansi bersangkutan, untuk meminimalisir terjadinya beragam bentuk kecurangan, termasuk Pungli.
Masyarakat pun harus berani berperan serta mencegahnya, disertai pembuktian dokumen yang akurat, termasuk indikasi pola jual beli jabatan yang haram itu, harus diminimalisir semaksimal mungkin, katanya.
Ditemui terpisah Kepala Diknas Garut, H. Komar. M, M.Pd kepada Garut News menyatakan, indikasi masih terdapat oknum guru menjual paksa buku kepada muridnya, hanya merupakan kasuistik.
Sedangkan paradigma profesionalisme guru, dengan kompetensi serta sertivikasinya masih terus berproses, karena hingga kini di daerahnya baru berlangsuing 30 persen, dari 7.000 an guru berstatus PNS dan non PNS.
Namun dari 14.000 an total guru dari semua tingkatan di daerahnya, rasio perbandingannya untuk SD yakni 1 : 28, SMP ( 1 : 15 ) serta SMA dan sederajat 1 : 12, sehingga dinilai telah memenuhi syarat.
Ketua PGRI Kabupaten Garut, Alit Burhanudin, S.Sos(61) mengatakan, agendanya antara lain mengawal disyahkannya Perda tentang pendidikan di daerahnya, pembinaan professional guru serta advokasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Dikmen Disdik Garut, Eutik Karyana, M.Pd menyatakan, adanya indikasi oknum guru menjual buku kepada murid, karena ada yang memerlukan buku tersebut, katanya dengan nada berseleroh.
Puncak perhelatan itu, disemarakan penampilan trio penyanyi “Threenie”, terdiri istri Wakil Bupati setempat, Rani, istri Kapolres, Aryani serta istri Dandim Garut, Leny Sri Mulyani, mereka antara lain melantunkan lagu “Mari Berbagi Cinta” ciptaan Wakil Bupati, Rd. Diky Candra.
Bertutur tentang ajakan untuk mengulurkan tangan, membantu sesama terutama yang kini menderita akibat dampak bencana alam, di Kabupaten Wasior Papua, Mentawai Sumatera Barat, serta akibat letusan gunung Merapi, sebagai upaya penggalangan dana untuk korban bencana. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar