Pohon jabon (Antocephallus), dinilai memiliki nilai ekonomis bagi kegiatan konservasi hutan dan lahan kritis, terutama di kawasan Garut selatan, karena proses pembudidayaannya pada setiap pohon bisa berlangsung beberapa kali.
Sehingga dapat menunjang pelaksanaan program “Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat” (PHBM), meski komoditas lainnya pun seperti tanaman kopi dan rami memiliki nilai ekonomis, ungkap Administratur Perum Perhutani KPH Garut, M. Yusuf. N, S.Hut kepada Garut News, Jumat.
Dia mengemukakan, akan semakin menggalakan sosialisasi manfaat penggunaan lahan kritis untuk kegiatan konservasi dengan sentuhan program PHBM, agar berbagai komponen dan elemen masyarakat terutama warga pedesaan di sekitar hutan, memiliki pemahaman yang baik dan benar.
Sehingga pada gilirannya bisa mewujudkan nilai kearifan lokal, berupa “leuweung hejo, masyarakat bisa ngejo” (hutan yang hijau bisa memberikan kesejahteraan), katanya.
Lahan kritis juga dapat dimanfaatkan untuk penanaman pohon, diantaranya dari sumbangan pasangan suami-istri yang menikah, sebagaimana selama ini gencar disosialisasikan jajaran Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, imbuhnya.
Pihaknya pun selama ini, menjalin koordinasi dengan Pemkab setempat, kalangan Muspida serta elemen masyarakat lainnya, untuk menyukseskan kegiatan konservasi, antara lain melalui program PHBM, ungkap M. Yusuf. N. **** (John).
0 comments:
Posting Komentar