Garut News, ( Sabtu, 12/2 ).
Keunggulan beragam prestasi akademik SMAN 1 Garut selama ini, ternyata hanya ditunjang penambahan waktu belajar selama dua jam setiap harinya, namun terbukti membuahkan hasil maupun manfaat yang maksimal.
Menyusul setiap siswa selama tiga tahun menjadi murid sekolah tersebut, memiliki surplus waktu belajar 1.500 jam, jika dibandingkan dengan lama belajar sesuai kalender pendidikan, ungkap Kepala SMAN 1 Garut, Drs H. Achdiat Kusdani, M.Pd kepada Garut News, Sabtu.
Karena setiap pekan, Senin – Kamis waktu belajarnya Pukul 07.00 WIB – 15.30 WIB, kemudian pada Jumat hingga Pukul 11.00 WIB disusul seusai shalat Jumat dilanjutkan dengan pengembangan diri dan ekstra kurikuler.
Sedangkan Sabtu sampai Pukul 14.00 WIB, juga dilanjutkan dengan pengembangan diri serta ekstra kurikuler, ujar Achdiat.
Kelebihan waktu belajar itu, dimanfaatkan pula pada pengembangan kelas – kelas khusus kelompok ilmiah remaja, bidang studi kimia, biologi, fisika serta kelas ekonomi sesuai mata uji olimpiade sains hingga ke tingkat nasional.
Sehingga sekolah ini, nyaris tak pernah kehabisan bibit unggul meraih prestasi, termasuk belum belum lama ini juara pertama LCT Geologi diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB), disusul juara 1 kimia dilaksanakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Selain itu, dari 424 lulusan tahun lalu berhasil mencapai 97,6 persen lebih atau 412 alumni berhasil diterima menjadi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi terkemuka, sejalan dengan obsesi ingin maksimal mengantarkan mereka ke perguruan tinggi ternama yang dikehendakinya.
“Miliki Keunggulan Lain”
Selain prestasi akademik, dua tahun berturut-turut (2009-2010) mewakili Provinsi Jawa Barat mengirimkan Pasukan Pengibar Duplikat Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara, juara pertama dan kedua tim basket putra dan putrinya.
Achdiat Kusdani pun menjelaskan, selama tahun ajaran 2010-2011 sekolahnya meraih sekurangnya 44 prestasi, diantaranya juara pertama LCT MIPA Tingkat Provinsi dan juara pertama LCT Mathematics Battle Challenge 2010 UNPAD.
Selanjutnya mewakili Provinsi Jawa Barat meraih juara Tingkat Nasional Telkomsel Homestay Australia serta juara kedua Tingkat Nasional Presentasi Economics Paper (ERP).
ERP tersebut, diikuti tiga siswi SMAN 1 Garut mewakili Provinsi Jawa Barat, yang digelar 6-11 Pebruari oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), antara lain didampingi guru pembimbingnya, Yulianti, S.Pd.
Masih menurut Achdiat, selama ini sekolahnya pun kerap dijadikan tujuan studi banding SMA lainnya dari luar Kabupaten Garut, bahkan formula penambahan belajar selama dua jam setiap harinya, kian banyak diadopsi SMA lain.
Sebab mungkin dinilai efektif, dalam penguatan konsep dasar proses pembelajaran anak didik untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi, sehingga tidak perlu repot mengikuti bimbingan belajar persiapan memasuki perguruan tinggi, katanya.
Dikatakannya, surplus waktu belajar selama 1.500 jam mulai dari kelas X hingga kelas XII, manfaatnya sangat luar biasa jika disesuaikan dengan penyajian materi pembelajaran yang juga padat.
Sehingga berbeda jauh hasilnya jika menjelang memasuki perguruan tinggi baru belajar “sataker keubeuk” (habis-habisan), sekalipun bisa diterima di perguruan tinggi kenamaan tetapi dipastikan tak akan memiliki konsep dasar pendidikan yang kuat, katanya.
SMAN 1 Garut, kini juga gencar melakukan kajian pemberlakuan program “SKS”, dengan beragam pertimbangan untuk bisa diimplementasikan kepada anak didik, tutur Achdiat Kusdani, menambahkan. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar