( Oleh, John Doddy Hidayat )
Garut News, ( Kamis, 24/2 ).
Pemkab Garut masih belum maksimal berhasil membangun kesadaran masyarakat, terkait pencegahan dan penanggulangan penyebaran flu burung (Avian Influenza/AI/H5N1), yang juga kini masih mewabah di lima desa Kecamatan Banyuresmi.
Terbukti, meski sekurangnya 936 ekor ternak ayam positip terinfeksi flu burung mati mendadak, namun masyarakat sangat enggan untuk berperan menyukseskan depopulasi (pemusnahan) terbatas, khususnya bagi ternak sekandang yang masih hidup.
Mewabahnya H5N1 di Desa Karyasari, Banyuresmi, Sukaratu, Sukamukti serta Desa Bagendit sejak 12 Januari lalu tersebut, menyebabkan pula sekitar 37 warga setempat kini berkondisi “ILI” (Influenza Like Illness), sehingga mereka mendapat pengobatan sangat intens.
Kondisi memprihatinkan itu, patut disayangkan maka tidak terdapat pilihan lain, selain dilakukan depopulasi karena sangat menular, kendati gejala ILI bukan merupakan suspeck flu burung, tegas Kadinkes Garut, dr H. Hendy Budiman, M.Kes kepada Garut News, Kamis.
“Sama sekali tak bisa dibiarkan, satu-satunya upaya serius memutus mata rantai penyebaran penularannya, masyarakat pun agar merelakan unggasnya didepopulasi, sebab kini ternaknya sudah sakit,” imbuh Hendy Budiman.
Dia berpendapat kelima wilayah desa tersebut, tidak perlu diisolasi melainkan unggasnya yang masih hidup tertular AI agar segera dimusnahkan, warga juga diserukan supaya tidak bersentuhan dengan unggas yang sakit.
Selain itu, diingatkan agar jangan terdapat transaksi apapun terhadap unggas dari wilayah itu, masyarakat pun tidak perlu khawatir namun jika mengalami demam panas dan sesak napas segera berobat ke Puskesmas maupun petugas kesehatan setempat.
Saat ini didirikan Posko Kecamatan Pencegahan dan Penanggulangan AI, setiap hari disiapkan 14 personil PDSR (Tim Respon Gerak Cepat Survalent) secara terus-menerus hingga minimal 14 hari mendatang, ungkap Kabid Keswan Kesmavet Garut, Ir Dida Karyana.
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), peñata laksanaan bangkai ayam positip H5N1, metoda pelaporan, disposal, pemusnahan alat-alat teknis serta depopulasi terbatas termasuk dilakukannya pendekatan kepada masyarakat, semakin gencar dilaksanakan saat ini, katanya.
Selain itu menunggu SK Bupati Garut, tentang penutupan wilayah selama tiga bulan sejak 21 Pebruari 2011, dari berbagai kegiatan lalu lintas ternak unggas, sekaligus dibangunnya kesadaran masyarakat, antara lain jangan menyatukan unggas air dengan ternak ayam.
Saat ini pun telah disebar ke seluruh 15 desa di Kecamatan Banyuresmi, termasuk institusi teknis lainnya, surat edaran resmi berupa himbauan kewaspadaan kasus penyakit AI, ujar Dida Karyana.
Sementara itu, tingginya kesadaran warga Inggris yang ternaknya terinfeksi virus H5N1, selain rela dimusnahkan juga bahkan tempat tinggalnya pun di sterilkan dengan cara dibakar, sedangkan suami istri di Jepang terpaksa hara-kiri karena takut dan malu AI menular ke tetangganya.
Depopulasi ternak di Banyuresmi, Rabu (23/2) hanya bisa dilakukan terhadap dua ekor ayam serta sepuluh butir telur. ***(Selesai).
0 comments:
Posting Komentar