Garut News, ( Jumat, 11/2 ).
Kawasan hutan Cagar Alam (CA) di lereng kaki Gunungapi Guntur Garut, diindikasikan semakin digerus aktivitas penambangan pasir dan batu (Sirtu) secara illegal dan besar - besaran.
Mengakibatkan kian banyak bongkahan yang nyaris menyebar dimana pun, tanpa kembali dilakukan reklamasi maupun pemulihan atas kerusakan lingkungan pada zona, yang semestinya mendapat perlindungan dari berbagai pihak.
Kepala BKSDA setempat, Ir Teguh saat ditemui Garut News, Jumat, sedang bertugas di luar kantor, namun menurut stafnya, permasalahan penambangan liar tersebut sangat komplek, terkait pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Ditemui terpisah Kepala Seksi Litbang pada Dishut Garut, Ir Kuswana menyatakan, diperlukannya upaya alih profesi secara menyeluruh agar para penambang liar bisa memiliki lapangan kerja baru.
Menyusul upaya alih profesi selama ini, dinilainya masih belum optimal berupa pemberian bantuan bangunan pengembangan jamur kayu bagi salah satu kelompok beranggotakan 20 orang.
Selain itu juga terdapat pengamanan hutan swakarsa yang dibentuk sejak 2008, tetapi belum pula efektif dapat menghentikan aktivitas penambangan, katanya.
Sehingga masih diperlukan keterlibatan institusi teknis lain, diantaranya Dinsosnakertrans, Disperindag, Koperasi dan UKM serta lembaga lainnya, untuk pemberdayaan masyarakat.
Sebab apabila hanya mengandalkan institusi kehutanan, terkendala keterbatasan anggaran termasuk rencana alokasi biaya pengamanan hutan 2011 hanya Rp65 juta bagi seluruh wilayah di Kabupaten Garut.
BKSDA pun, hendaknya memiliki tapal batas yang jelas antara kawasan hutan CA dengan tanah milik masyarakat, atau masih diperlukannya tata ulang batas yang jelas, imbuhnya.
Sementara itu, Dishut Garut sejak 2009 memiliki “site plan” taman wisata alam Gunungapi Guntur, yang diharapkan pada tahun ini bisa dimulai proses pembahasannya.
Saat ditemui beberapa penambang termasuk Eman(29), mengemukakan terpaksa menggeluti profesi itu, akibat terusir dari Alun-Alun Bandung, yang harus bebas dari para penjual makanan dengan roda dorong, sedangkan keterampilan lain tak dimiliki, katanya. ****(John).
0 comments:
Posting Komentar