Garut News, ( Minggu, 13/2 ).
Yayasan “Anak Hebat” (AHa) Bandung terus berupaya membangun sumber motivasi belajar, diantaranya dengan gerakan berbagi motivasi untuk anak Yatim dan Duafa Indonesia mencapai masa depan gemilang.
Sehingga diperlukan sejuta motivasi anak negeri, atas keprihatinan demikian lemahnya motivasi belajar anak dan anak muda Indonesia, padahal belajar merupakan aktivitas terpenting dalam meraih masa depan yang gemilang bagi setiap orang.
Ungkapan tersebut mengemuka dari pendiri Yayasan “AHa” Bandung, Damayanti didampingi Humas nya, Lestari Kathartika kepada Garut News saat menyelenggarakan studi banding di Garut, Minggu.
Mereka mengemukakan, masalah terbesar yang dihadapi dalam proses pembelajaran, berupa masalah kemauan atau motivaasi untuk mempelajari sesuatu itu sendiri, tidak hanya pada orang dewasa melainkan juga pada anak-anak, menghadapi hal yang sama, katanya.
Fenomena ini terjadi, akibat sumber motivasi belajar yang masih lemah, terbiasa belajar dengan tujuan jangka pendek, seperti agar lulus ujian, tuntutan orang lain, supaya mendapatkan nilai baik atau agar tidak tinggal kelas.
Karena itu, terdapat sumber motivasi yang perlu ditingkatkan pada peserta didik yakni tujuan jangka panjang atau pemahaman tentang cita-cita yang ingin diperoleh, gambaran masa depan seperti apakah yang ingin dimiliki, imbuhnya.
Semakin jelas gambaran itu, dan pengorbanan seperti apa yang harus mereka lakukan, akan menjadi semangat yang besar dalam belajar, tegas Damayanti serta Lestari Kathartika.
Mereka mengingatkan pula, motivasi individu yang kuat, akan mendorong setiap anak untuk merasakan belajar sebagai sebuah kebutuhan, belajar juga akan menjadi hal yang menyenangkan karena menyadari benar alasan serta manfaat yang bisa diperoleh.
“Masih Langka”
Namun, hal seperti ini masih langka mendapatkan perhatian pada pendidikan formal, padahal sangat penting bagi generasi muda, sehingga AHa Self Inspiration Center menyelenggarakan gerakan berbagi motivasi anak negeri ini.
Dengan memperjelas gambaran masa depan melalui pembangunan cita-cita yang kuat, dengan melakukan pelatihan setiap bulannya, juga pada anak-anak yatim dan dhuafa sehingga mereka pun juga bersemangat menatap masa depannya.
Sebagaimana anak lain dengan beragam fasilitas yang dimilikinya, sedangkan anak yang hebat itu, bercita-cita kuat, berusaha sungguh-sungguh serta mau berbagi sebanyak-banyaknya.
Sebelumnya rombongan Yayasan “Aha” menggelar dialog interaktif di Radio Penyiaran Tri FM dipandu Aris, kemudian bertukar informasi dengan tokoh muda berprestasi, Goris di Sanggar Asgar Muda, Jl. Ahmaddiyah Garut, serta meninjau langsung lokasi binaan Asgar Muda.
Pendiri Asgar Muda, yang pernah berdialog langsung dengan Presiden AS, Husein Obama itu antara lain mengemukakan, masa depan milik orang yang mempunyai kegiatan nyata bagi lingkungannya, selain itu hendaknya jangan meremehkan visi serta ide pribadi.
Sedangkan selama ini, pengembangan kegiatan kreatifnya berbasis di desa, karena pengembangan potensi ekonomi desa bisa menyangga kemajuan Indonesia, selain itu harus berani mencoba juga berani gagal, tandasnya.
Asgar Muda, kembali menggelar festival tradisional musik Sunda pada 26 – 27 Pebruari mendatang, dengan peserta dari Garut, Tasikmalaya serta Bandung, antara lain disemarakan penampilan “Rumingkang”.
Direktur Litigasi Clean Government (CG), Geri Muzayyin menyatakan, diperlukannya upaya pembentukan karakter anak sedini mungkin, agar memiliki mental serta moralitas yang baik apapun profesinya di kelak kemudian hari.
Dia juga mengingatkan, pembentukan mental dan moralitas terpuji, mewujudkan insan yang tidak korup, meski menduduki jabatan penting di pemerintahan, katanya.****(John).
0 comments:
Posting Komentar