Garut News, ( Kamis, 17/2 ).
Terindikasi kuat adanya “Mafioso”, yang menjadikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, sebagai ladang pemasok produksi ganja ke luar daerah, menyusul telah dua kali diketemukannya lokasi budidaya tanaman haram tersebut di Kecamatan Cikajang.
Bahkan, terdapat temuan terbaru berupa “persemaian” ganja, sekitar ladang penemuan pertama, sehingga diprediksikan selama ini berlangsung praktek Mafioso, tegas Kaur Hukum Agraria dan Humas Perum Perhutani KPH Garut, Jaenal Abidin, SH kepada Garut News, Kamis.
Jaenal Abidin bersama Danru Pol Mobil Perum Perhutani, Saepudin mengingatkan, temuan pertama sekitar 279 pohon di ladang ganja siap panen pada 16 Januari lalu, dengan tiga tersangka serta beberapa saksi, mengindikasikan terjadi kejahatan terencana dan terorganisir.
Disusul temuan kedua pada 7 Pebruari lalu, berupa sekitar 612 pohon ganja siap panen pada ladang seluas 70 m2, termasuk sekurangnya 250 pohon ganja telah dipanen di petak 137 Blok Puncak Gede Desa Simpang Cikajang, atau sekitar 1 km arah barat dari temuan ladang pertama.
Kemudian diketemukan persemaian ganja, Kamis, sekitar kawasan temuan ladang pertama, menunjukan bentuk kejahatan terencana berpola Mafioso, karena antara lain dilakukan secara profesional, di ketinggian lokasi 1.400 mdpl, yang selama ini nyaris tak terjamah petugas.
Sedangkan pada temuan selama ini, terdapat di pinggir kerimbunan hutan alam jenis rasamala serta tanaman lain, dengan ketinggia pohon ganja berkisar satu hingga dua setengah meter, namun fenomena Mafioso ini penanggulangannya diperlukan keterlibatan banyak pihak.
Jaenal Abidin berpendapat, ganja dan kawasan hutan lindung terpencil dapat diibaratkan niat dan kesempatan, sehingga jajarannya bersama instuitusi teknis terkait berupaya maksimal menyisir lekuk kawasan hutan, guna mencegah niat Mafioso membudidayakan tanaman ganja.
Menyusul dari tiga temuan terakhir, menunjukan adanya penanaman yang direncanakan, sedangkan pengusutan tersangka pelakunya juga pemeriksaan sejumlah saksi merupakan ranah aparat penegak hukum, tidak mustahil masih terdapat temuan baru yang tersemai secara alamiah.
Sementara itu, Pengadilan Negeri (PN) Kelas II Garut selama 2010 lalu didominasi proses persidangan tindak pidana kasus Narkoba, hingga mencapai sekurangnya 15 kasus sedangkan persidangan kasus korupsi menurun 50 persen dibandingkan 2009.
Wakil Panitera PN tersebut, Iyus Suryana, SH, MH kepada Garut News, Selasa lalu mengemukakan, khusus persidangan kasus Narkoba, umumnya pengedar termasuk pemakai ganja kering, mengindikasikan Kabupaten Garut bukan hanya merupakan lintasan peredarannya, melainkan juga kemungkinan telah menjadi sebagai pangsa pasar potensialnya.***(John).
0 comments:
Posting Komentar