“Diperlukan Kepekaan Jajaran Pemkab”
Garut News, ( Selasa, 26/4 ).
Merebaknya alih fungsi lahan tanaman keras menjadi kebun sayuran di Kecamatan Karangpawitan Garut, berakibat sekurangnya sepuluh desa rawan longsor dan semakin mengancam lebih dari 10.247 warganya tergerus, bahkan bisa terbenam banjir lumpur.
Menyusul tergerus serta terbenamnya sebuah rumah penduduk di Kampung Campaka Sukahurip Desa Godog Kecamatan Karangpawitan, Sabtu malam (23/4), yang menewaskan lima penghuninya, juga diindikasikan kuat berakar dari permasalahan ratusan hektar alih fungsi lahan.
Kepala “Badan Penanggulangan Bencana Daerah” (BPBD) setempat, Drs Z. Munazat, M.Si kepada Garut News, Selasa, mengemukakan perlunya direalisasikan rekomendasi dari “Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi” (PVMBG).
PVMBG dipimpin Dr Surono antara lain merekomendasikan, agar seluruh lokasi alih fungsi lahan segera ditanami jenis tanaman keras, termasuk mengeringkan seluruh “balong” (kolam ikan) milik masyarakat di Kampung Campaka Sukahurip itu.
Selain itu pula, segera direlokasinya satu rumah penduduk yang kini berkondisi sangat terancam digerus tanah longsor, sedangkan puluhan rumah lainnya di lokasi rawan bencana alam tersebut, masih bisa dipertahankan, tetapi setiap saat penghuninya harus waspada.
Termasuk secepatnya diperbaikinya saluran air, supaya diperlebar serta ditinggikan, kemudian dilakukan pemeriksaangerakan tanah dengan melibatkan seluruh institusi teknis terkait, terutama Dinas Pertacip, SDAP, Bina Marga serta Dinsosnakertrans Garut.
Ditemui terpisah, Kepala Dinsosnakertrans setempat, H. Djadja Sudardja, M.Si kepada Garut News antara lain mengatakan, telah menyelenggarakan koordinasi dengan Kepala Desa Godog serta Lurah Sukanegla.
Termasuk mengusulkan bantuan kepada Pemprov Jabar, bagi akhli waris dua warga Kecamatan Caringin yang tewas terpanggang api, sehingga adanya bantuan stimulan tersebut bisa meringankan beban sosial ekonomi keluarga korban.
Juga diusulkan bantuan sosial bagi dua warga Kampung Campaka Sukahurip, meski mereka selamat dari maut, tetapi telah kehilangan kedua orang tuanya termasuk musnahnya rumah yang selama ini mereka tempati, di Desa Bojong Pameungpeuk pun terjadi kebakaran rumah, katanya.
Wildan(8) serta Asep(3), tewas mengenaskan terpanggang api ketika rumahnya di Kecamatan Caringin diranggas kepungan kobakan api.
“Diperlukan Kepekaan Jajaran Pemkab”
Didesak pertanyaan Garut News, Wakil Bupati Rd. Diky Chandra menyatakan, diperlukannya kepekaaan seluruh jajaran Pemkab setempat, menyikapi beragam dampak bencana akibat alih fungsi lahan.
“Jika peka, programnya berupa penanaman Albasia serta ternak Itik (Albasia – Itik/ AI), sangat mungkin bisa direalisasikan,” tegasnya.
Dia juga menilai sangat perlu koordinasi antar Disnakanla, Disbun bagi program “Kodok” (Kopi dan Domba) kemudian “Aceng” (Ayam dan Cengkeh) disusul program ayam dan akar wangi oleh Disperindag, Disbun dan Disnakanla.
Tetapi diingatkan, metode akar wangi plus kotoran kuda supaya tidak merusak tanah, demikian pula program penanaman jabon serta ternak ayam, ungkapnya.
Sementara itu Administratur Perum Perhutani KPH Garut, Ir M. Yusuf Noorhajiyanto mengemukakan, pihaknya mendirikan Posko di lokasi bencana Kampung Campaka Sukahurip, bahkan mendukung solusi penanggulangan alih fungsi lahan, sepanjang sesuai dengan aturan yang berlaku, katanya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar