Garut News, ( Senin, 18/4 ).
Bupati Aceng H.M Fikri agar melihat keterbatasan sarana pendidikan di kawasan pedalaman Garut, yang hingga kini kondisinya masih banyak sangat memprihatinkan, bahkan tidak layak dijadikan belajar yang memadai.
Agar bisa menyaksikan secara langsung, beragam kesulitan yang dialami murid dan sekolah menyelenggarakan proses pendidikannya, ungkap beberapa murid peserta UN, Senin, menyikapi nyaris setiap tahun, Bupati hanya meninjau pelaksanaan UN di kawasan perkotaan.
Padahal kondisi di lokasi terisolir Garut, jangankan jaringan internet, muridnya pun masih banyak yang belum bisa mengopersionalkan perangkat komputer, ungkap murid SMAN 1 Garut yang enggan disebut namanya, menyikapi nasib rekannya di Kecamatan Cisewu dan Talegong.
Meski di kecamatan juga terdapat perwakilan pemerintah daerah, tetapi laporan dari pegawai kerap bersifat “Asal Bapak Senang” (ABS), jadi sebaiknya bupati jangan hanya meninjau pelaksanaan UN di perkotaan, katanya.
Peserta UN SMAN 1 Garut, juga katakan UN hari pertama yakni Bahasa Indonesia, Biologi/Sosiologi dinilainya lebih mudah dibandingkan dengan soal pada “try out”.
Ditemui terpisah, Sekretaris Korpri Kabupaten Garut, H.M Rakhmat, M.Si menyatakan, peninjauan bupati dan rombongan pada pelaksanaan UN, dinilainya tidak memberikan dampak apapun, karena hanya bernuansakan serimonial, meski sebaiknya juga dilakukan pada daerah terisolir.
Staf pengajar SMAN 1 Garut, Ayi Dandi Suhandi, M.Pd kepada Garut News menyatakan, 400 peserta UN di sekolahnya pada hari pertama, seluruhnya bisa mengikutinya dan berjalan lancar serta kondusif.
Sedangkan beberapa guru lainnya berpendapat, setuju dengan aspirasi murid mengenai perlunya bupati dan rombongan meninjau langsung pelaksanaan UN di kawasan terisolir, katanya.
Kabag Informatika Setda Garut, Dik Dik Hendrajaya, M.Si mengungkapkan, peninjauan UN di perkotaan karena pesertanya paling banyak, sedangkan pada setiap kecamatan di wakilkan kepada camat, serta unsur pemerintahan setempat, katanya pula.
Sekitar 20.832 peserta UN terdiri SMAN dengan 8.411 peserta, SMA Swasta (1.961 peserta), SMKN (2.474 peserta), SMK Swasta (4.447 peserta), Madrasah Aliyah Negeri (777 peserta) serta Madrasah Aliyah Swasta sebanyak 2.572 peserta).
Sedangkan peserta UN SMP Negeri sebanyak 22.545 peserta, SMP Swasta (6.006 peserta), MTs Negeri (924 peserta) dan MTs Swasta sebanyak 10.974 peserta, ungkap Dik Dik Hendrajaya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar