Garut News, ( Minggu, 3/4 ).
Para nelayan di pesisir pantai Garut Selatan (Garsela), Jawa Barat, nyaris sejak satu setengah tahun terakhir terpaksa alih profesi menjadi petani jagung, bahkan terdapat diantaranya yang menjadi buruh maupun kuli bangunan.
Kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut, akibat terus berkurangnya hasil tangkapan ikan, terutama pasca terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,3 pada Skala Richter (SR), 2 September 2009, ungkap Ade Purwanto kepada Garut News, Minggu.
Menurut mantan ketua KUD Mina Bhakti itu, di Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet pun, terdapat 470 Kepala Keluarga (KK) yang menghidupi sekitar 2.350 anggota keluarga serta 700 nelayan yang masih belum berkeluarga, umumnya kini terjerat utang bahan bakar.
Berkisar Rp750 ribu hingga Rp5 juta, menyusul hasil tangkapan ikan mereka tidak sebanding dengan biaya operasional terutama pemenuhan kebutuhan bahan bakar, katanya.
Sehingga diharapkan adanya bantuan modal usaha berupa pinjaman dengan bunga lunak serta pelatihan keterampilan, yang diberikan pemerintah, katanya.
Sementara itu, ratusan hektare sawah di Desa Ciroyom masih di Kecamatan Cikelet, sejak usia 45 hari terserang hama atau penyakit, menyebabkan memerah serta meranggas kering, sehingga dipastikan bisa mengalami puso.
Demikian diungkapkan Sekretaris Desa setempat, Kurnia kepada Garut News, juga mengharapkan segera bisa diturunkannya petugas teknis pertanian oleh Pemkab Garut, untuk secepatnya mengatasi permasalahan tersebut.
Sedangkan juru kunci Kampung Adat Dukuh, Uluk Lukman(58) mengharapkan pula, agar air sebagai sumber kehidupan senantiasa dilindungi kelestariannya.
Berupa kegiatan penghijauan yang kerap dilaksanakan pemerintah, hendaknya dapat dikerjasamakan dengan warga tradisional di perkampungan tersebut, katanya.
Warga kampung adat itu, mengharapkan pula Pemkab Garut bisa membantu membangun Balai Pertemuan warga, yang langsung diapresiasi Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra seraya menyatakan, segera menyampaikannya kepada bupati, karena dirinya bukan sebagai penentu, katanya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar