Garut News, ( Selasa, 26/4 ).
Ny. Rani Permata Diky Chandra mengemukakan apresiasinya, terhadap antusias sangat tinggi warganya, terhadap pertunjukan operet Raden Ajoe (RA) Lasminingrat, yang digelar di Alun-Alun Garut, 21 April lalu.
Dia juga menyampaikan penghargaan atas do’a serta dukungan semua pihak, sehingga ke depan diharapkan masyarakat Kabupaten Garut lebih menyintai jasa para pahlawannya, juga jangan pernah melupakan sejarah dan budaya, ungkap pemeran RA Lasminingrat itu.
Diingatkan jika melupakan hal itu, kita bisa “unggah adat” (sombong), menyusul jika sampai lupa bercermin dari sejarah, imbuhnya.
Melainkan semoga menjadi pelaku sejarah yang mengukirnya dengan tinta emas, atau bukan hanya menjadi penonton dalam mengisi pembangunan, sehingga perlu diwujudkan dalam kerja nyata, “salam kebersamaan”, ungkap Ketua Konsorsium Gerakan Rela Untuk Mereka itu.
Operet Raden Ajoe (RA) Lasminingrat, digelar 21 April lalu pada Pukul 19.30 WIB di Alun-Alun Garut, sehingga semoga kita bisa lebih menghargai serta mencintai sejarah serta jasa para pahlawan.
Khususnya RA Lasminingrat, yang lahir 1843 atau jauh sebelum RA Kartini (1879), tegas istri Wakil Bupati Garut tersebut.
Ia juga mengingatkan, RA Lasminingrat penulis karya sastra “Carita Erman” (1875), kemudian “Warnasari” Jilid I (1876) disusul jilid keduanya (1887), selain itu pendiri “Sakola Kaoetamaan Istri” (1907).
“Hidup Perempuan dan Rakyat Garut,” ujar Ny. Rani Permata Diky Chandra, menyikapi nilai luhur kepahlawanan RA. Lasminingrat tersebut, seraya menyerukan untuk menyaksikan operet tersebut.
Ny. Rani memerankan RA Lasminingrat dengan apik mendalam penghayatannya, terkait nasib kaum perempuan di negeri yang bernama Indonesia ini, sajak dahulu banyak dibungkam bahkan dikerdilkan, sepertinya negara pun takut terhadap militansi serta sangat tingginya sikap perempuan yang solid, ungkap sumber lainnya kepada Garut News. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar