Garut, ( Sabtu, 2/4 ).
Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra menyatakan, tekadnya untuk berupaya maksimal bisa mengusulkan kearifan lokal warga tradisional di Kampung Dukuh Kecamatan Cikelet, mendapatkan perlindungan dari UNESCO.
Bahkan jika memungkinkan dapat dijadikan situs warisan dunia, menyusul 40 Kepala Keluarga (KK) atau 172 masyarakat adat tersebut, hingga kini masih murni mempertahankan produk kearifan lokalnya itu, tegas Dicky Chandra kepada Garut News, Sabtu.
Ditemui seusai didaulat serta dikukuhkan menjadi "Pupuhu" maupun tokoh Pemimpin masyarakat Kampung Dukuh bersama Dandim Garut, Dicky Chandra mengemukakan, sangat apresiasi terhadap keutuhan tradisi serta budaya adi luhung warga perkampungan di kawasan terisolir ini.
Dia juga mengemukakan, segera menyampaikan aspirasi warga Kampung Dukuh kepada Bupati Garut, terkait keinginan eksistensi mereka di Perda-kan, selain itu harapan bisa diperolehnya dengan mudah serta murah komoditi minyak tanah, hanya untuk memenuhi penerangan di dalam rumah, juga perbaikan ruas jalan.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945.
Tujuannya mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM dan kebebasan hakiki.
UNESCO memiliki lima program utama yang disebarluaskan melalui: pendidikan, ilmu alam, ilmu sosial & manusia, budaya, serta komunikasi & informasi, katanya.
"Ny. Rani Berikan Dukungan Penuh"
Konsorsium gerakan Rela Untuk Mereka, yang diketuai Ny. Rani Permata Diky Chandra, kepada Garut News mengemukakan pula, sangat mendukung obsesi Wakil Bupati Garut mengenai Kampung Dukuh Bisa mendapatkan perlindungan UNESCO.
Termasuk dapat menjadi situs warisan dunia, sehingga beragam upaya akan ditempuhnya termasuk memproses pengusulannya melalui pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Pemerintah Pusat, tegasnya.
Ia mengemukakan hal itu, seusai bersilaturahmi serta menyantuni kearifan lokal warga Kampung Adat Dukuh di Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan dari pusat Kota Garut.
Antara lain berupa pemberian sembako bagi sekurangnya 40 Kepala Keluarga (KK) masyarakat adat setempat, sekaligus menggelar “Rineka Kasenian Sunda” (Rakasun) di lapangan Kiara Kohok.
Dia mengemukakan, kepedulian serta sentuhan solidaritas sosial tersebut, dikemas dalam perhelatan “Saba Desa”, pada momentum hari jadi ke-199 Garut tahun ini, katanya.
Bahkan diselenggarakan pula bhakti sosial antara lain pengobatan massal secara gratis bagi ratusan warga Desa Ciroyom Cikelet.
Sementara itu, sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu terdapat “Leueweung” (hutan) tutupan , cadangan serta hutan titipan dan garapan ,
Seluruh warga tradisional yang bermukim pada areal 10 hektare, dengan menempati 42 rumah itu, menyambut ramah kedatangan rombongan Wabup dan Ny. Rani, oleh tokoh pemudanya Yayan Hermawan(46).
Sebanyak 40 KK atau 172 penduduk Kampung Dukuh Dalam, serta 70 KK warga Kampung Dukuh Luar tersebut, bermata pencaharian utama bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, ikan dan penggilingan padi manual.
Keunikan yang dimilikinya, berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat, terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat, setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur.
Sebagai area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat, berpandangan hidup berlandas sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Antara lain tidak membolehkan berdinding rumah dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca, serta tidak boleh menggunakan peralatan modern seperti radio, televisi apalagi internet, ungkap pemuka warga adat setempat H. Daud Mokhamad Komar, menambahkan.
Kepada Garut News, Yayan mengemukakan, sangat menyambut baik niat baik Wabup untuk mengusulkannya mendapat perlindungan dari UNESCO, sebab produk budaya kampung ini harus tetap menjadi tuntunan, atau bukan menjadi tontonan.
Wabup beserta Dandim Garut, dikukuhkan menjadi Pupuhu oleh Juru Kunci Kampung Dukuh, Uluk Lukman(58) disaksikan pemuka agama setempat, H. Farid, yang sekaligus dipaparkan sejarah tokoh agama yang mendatangi perkampungan ini, Syech Abdul Djalil.
Kemudian Wabup menggelar dialog secara komunikatif dengan seluruh masyarakat adat Kampung Dukuh, yang juga mendapatkan sentuhan perngobatan gratis. ****(John).
Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra menyatakan, tekadnya untuk berupaya maksimal bisa mengusulkan kearifan lokal warga tradisional di Kampung Dukuh Kecamatan Cikelet, mendapatkan perlindungan dari UNESCO.
Bahkan jika memungkinkan dapat dijadikan situs warisan dunia, menyusul 40 Kepala Keluarga (KK) atau 172 masyarakat adat tersebut, hingga kini masih murni mempertahankan produk kearifan lokalnya itu, tegas Dicky Chandra kepada Garut News, Sabtu.
Ditemui seusai didaulat serta dikukuhkan menjadi "Pupuhu" maupun tokoh Pemimpin masyarakat Kampung Dukuh bersama Dandim Garut, Dicky Chandra mengemukakan, sangat apresiasi terhadap keutuhan tradisi serta budaya adi luhung warga perkampungan di kawasan terisolir ini.
Dia juga mengemukakan, segera menyampaikan aspirasi warga Kampung Dukuh kepada Bupati Garut, terkait keinginan eksistensi mereka di Perda-kan, selain itu harapan bisa diperolehnya dengan mudah serta murah komoditi minyak tanah, hanya untuk memenuhi penerangan di dalam rumah, juga perbaikan ruas jalan.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945.
Tujuannya mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM dan kebebasan hakiki.
UNESCO memiliki lima program utama yang disebarluaskan melalui: pendidikan, ilmu alam, ilmu sosial & manusia, budaya, serta komunikasi & informasi, katanya.
"Ny. Rani Berikan Dukungan Penuh"
Konsorsium gerakan Rela Untuk Mereka, yang diketuai Ny. Rani Permata Diky Chandra, kepada Garut News mengemukakan pula, sangat mendukung obsesi Wakil Bupati Garut mengenai Kampung Dukuh Bisa mendapatkan perlindungan UNESCO.
Termasuk dapat menjadi situs warisan dunia, sehingga beragam upaya akan ditempuhnya termasuk memproses pengusulannya melalui pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Pemerintah Pusat, tegasnya.
Ia mengemukakan hal itu, seusai bersilaturahmi serta menyantuni kearifan lokal warga Kampung Adat Dukuh di Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan dari pusat Kota Garut.
Antara lain berupa pemberian sembako bagi sekurangnya 40 Kepala Keluarga (KK) masyarakat adat setempat, sekaligus menggelar “Rineka Kasenian Sunda” (Rakasun) di lapangan Kiara Kohok.
Dia mengemukakan, kepedulian serta sentuhan solidaritas sosial tersebut, dikemas dalam perhelatan “Saba Desa”, pada momentum hari jadi ke-199 Garut tahun ini, katanya.
Bahkan diselenggarakan pula bhakti sosial antara lain pengobatan massal secara gratis bagi ratusan warga Desa Ciroyom Cikelet.
Sementara itu, sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu terdapat “Leueweung” (hutan) tutupan , cadangan serta hutan titipan dan garapan ,
Seluruh warga tradisional yang bermukim pada areal 10 hektare, dengan menempati 42 rumah itu, menyambut ramah kedatangan rombongan Wabup dan Ny. Rani, oleh tokoh pemudanya Yayan Hermawan(46).
Sebanyak 40 KK atau 172 penduduk Kampung Dukuh Dalam, serta 70 KK warga Kampung Dukuh Luar tersebut, bermata pencaharian utama bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, ikan dan penggilingan padi manual.
Keunikan yang dimilikinya, berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat, terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat, setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur.
Sebagai area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat, berpandangan hidup berlandas sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Antara lain tidak membolehkan berdinding rumah dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca, serta tidak boleh menggunakan peralatan modern seperti radio, televisi apalagi internet, ungkap pemuka warga adat setempat H. Daud Mokhamad Komar, menambahkan.
Kepada Garut News, Yayan mengemukakan, sangat menyambut baik niat baik Wabup untuk mengusulkannya mendapat perlindungan dari UNESCO, sebab produk budaya kampung ini harus tetap menjadi tuntunan, atau bukan menjadi tontonan.
Wabup beserta Dandim Garut, dikukuhkan menjadi Pupuhu oleh Juru Kunci Kampung Dukuh, Uluk Lukman(58) disaksikan pemuka agama setempat, H. Farid, yang sekaligus dipaparkan sejarah tokoh agama yang mendatangi perkampungan ini, Syech Abdul Djalil.
Kemudian Wabup menggelar dialog secara komunikatif dengan seluruh masyarakat adat Kampung Dukuh, yang juga mendapatkan sentuhan perngobatan gratis. ****(John).
0 comments:
Posting Komentar