Garut News, ( Senin, 14/3 ).
Ketua Komisi “D” DPRD Garut, dr H. Helmi Budiman, MM mengingatkan, serangan wabah penyakit chikungunya di daerahnya ternyata tidak hanya terjadi pada tahun ini, melainkan juga berlangsung pada tahun lalu bahkan pada 2009.
Sehingga kerap terjangkitnya wabah jenis penyakit serupa, semestinya sejak dini dilakukan kegiatan evaluasi termasuk upaya pencegahannya oleh jajaran Dinas Kesehatan setempat, menyusul serangan wabah ini dipastikan bisa dicegah.
Ungkapan menyesalkan kualitas kinerja jajaran Dinas Kesehatan tersebut, dikemukakan Helmi Budiman ketika didesak pertanyaan Garut News, Senin.
Dia juga menegaskan, pihak Dinkes yang memiliki ujung tombak Puskesmas harus senantiasa turun, terjun langsung ke lapangan melakukan berbagai upaya pencegahan wabah jenis penyakit yang kini kian mengkhawatirkan, serta mengganggu produktivitas masyarakat itu.
Maka selain melaksanakan proses pengobatan maupun kuratif, juga upaya pencegahannya, ungkap Helmi Budiman dengan nada kesal yang juga terkait selama bertahun-tahun kondisi indek kesehatan di Kabupaten Garut, rendah maupun masih sangat memprihatinkan.
Ditemui terpisah Sekretaris Dinkes setempat, H. Drs Herdi Hidayat didampingi Kabid Yankes, drg Iman Firmanullah, M.Si menyatakan, beragam upaya telah dan terus dilakukan oleh jajarannya secara pro aktif, katanya.
Sebelumnya Firmanullah kepada Garut News juga mengemukakan, laporan sementara hasil investigasi tersangka kasus chikungunya, Minggu (13/3) Pukul.17.30 WIB sekurangnya terdapat 25 penderita.
Mereka tersebar di Desa Gandamekar Kecamatan Kadungora terdiri Kampung Balong RT.01/10 (16 penderita) dan Kampung Nangka Bongkok RT.02/08 terdapat 12 penderita, tetapi dia masih membantah keras jika diasumsikan sebagai “Kejadian Luar Biasa” (KLB).
Sedangkan Desa Gandamekar Kecamatan Kadungora tersebut (CFR = Nol persen), disebabkan gigitan nyamuk Aedes Egypti dan nyamuk Aedes Albopictus dengan gejala yang ditemukan umumnya demam, timbul rush, nyeri sendi serta susah berjalan.
Penanggulangannya, melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) atau menguras, menutup dan mengubur, abatisasi serta fogging, sebagaimana diungkapkan pula Kabid P2M, Dede Rochmansyah, M.Kes, berteori. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar