Oleh John Doddy Hidayat
Garut News, ( Rabu, 9/3 ).
Kondisi lapangan Paris Garut, yang terletak di depan Kantor Kecamatan Tarogong Kidul, masih dibiarkan terlantar meski kerap tergenang air setiap diguyur hujan, bahkan sarat ditumbuhi semak belukar.
Padahal sarana umum itu, bisa diwujudkan menjadi kawasan pertamanan kota dengan beragam tumbuhan dan bunga, dilengkapi sarana tempat duduk permanen untuk beristirahat, akan bermanfaat daripada hanya dijadikan areal parkir tidak resmi.
Di sekelilingnya juga dapat dibangun jaringan drainase maupun kanal saluran air, yang bermuara pada Sungai Cimanuk, dengan tampilan estetika sehingga dipastikan tidak tergenang setiap diguyur hujan, mengakibatkan kumuh, kotor juga penyebar bibit penyakit.
Lokasi lapangan Paris, dikelilingi komplek perkantoran termasuk Kantor Arsip Daerah itu, juga berseberangan dengan Perpustakaan Daerah serta RSU dr Slamet, malahan berdekatan dengan klinik penyakit paru serta Sekolah Luar Biasa (SLB).
Maka jika diwujudkan menjadi taman kota maupun sarana terbuka umum, dipastikan banyak memberikan manfaat, daripada dibiarkan terlantar dan tidak terurus.
Lapangan tersebut, juga memiliki nilai sejarah bagi Kabupaten Garut, antara lain sebagai salah satu ruang terbuka yang di desain sejak pemerintahan Kolonial Belanda.
Lokasi ini pun pada tahun 1950 an, sempat dijadikan tempat evakuasi warga yang kampungnya dilanda wabah sejenis penyakit flu burung, kemudian masyarakat dikembalikan ke kampung halamannya semula setelah diyakini kampung mereka steril dari jenis penyakit itu.
Namun selama ini, lapangan Paris berkondisi menyerupai kerakap di atas batu, hidup segan mati pun tak mau, kemungkinan akibat belum adanya petinggi Garut yang memiliki inovasi maupun inisiatif memberdayakan lokasi tersebut.
Kalangan birokratnya pun, barangkali masih disibukan pangkat serta perebutan jabatan struktural, daripada repot memikirkan sarana kemaslahatan bagi masyarakat atau warga kota ini. *** (Selesai).
0 comments:
Posting Komentar