Garut News, ( Minggu, 6/3 ).
Sepuluh warga Kampung Sukahurif RT. 06/04 di Desa Najatan Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat, kehilangan satu rumah yang selama ini mereka tempati, akibat ludes terbakar hingga rata dengan tanah beserta seluruh isinya.
Rumah milik Nandang itu, terbakar sejak Sabtu (5/3) sekitar Pukul 10.00 WIB, menyebabkan hingga kini seluruh penghuninya terpaksa masih melakukan pengungsian pada rumah tetangga terdekat, ungkap Camat Cibalong melalui Kabag Informatika Setda Garut, Dik Dik Hendrajaya, M.Si, Minggu.
Dari Garut juga dilaporkan, peristiwa kebakaran rumah penduduk selama ini kerap terjadi di Kabupaten Garut, sebagian besar akibat hubungan arus pendek listrik serta kobaran api yang bersumber dari tungku dapur.
Sehingga banyak korban kebakaran yang mengharapkan bantuan sosial, termasuk harapan adanya pasokan bantuan bahan bangunan rumah (BBR), kondisi tersebut juga diperparah cukup banyaknya rumah penduduk yang berkondisi tidak layak huni.
Selama ini pula, terdapat beberapa kelompok yang memiliki kepedulian sosial bergerak membantu sekaligus menyerukan ke berbagai komponen dan elemen masyarakat, untuk saling bahu membahu meringankan beratnya terpaan maupun deraan sosial ekonomi masyarakat.
Namun sumber lain mengingatkan, agar jangan lupa di Kabupaten Garut pun terdapat Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Cipta Karya (Pertacip), antara lain memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) membangun perumahan rakyat.
Selain itu, berkewajiban menyelenggarakan advokasi kepada masyarakat mengenai konstruksi serta penataan rumah sehat, yang bisa terhindar dari bahaya kebakaran termasuk penataan lingkungan, sanitasi serta penyediaan komunal jamban keluarga.
Tetapi kenyataannya, hingga sejauh ini nyaris masih belum terdengar gaung perencanaan pembangunan perumahan rakyat, bahkan sampai sekarang diatas 60 persen warga Kabupaten Garut belum memiliki “septic tank”.
Sehingga mereka buang air di sembarang tempat, termasuk di selokan, areal persawahan maupun di lokasi kebun, yang dipastikan bisa menebarkan penyakit menular.
Sementara itu, masih kerap terdapat drainase pada kiri dan kanan ruas jalan, yang berkondisi tidak terpelihara, senantiasa meluapkan air hingga menggenangi badan jalan setiap diguyur hujan deras, sampah pun berserakan dimana mana.
Padahal porsi anggaran pegawai pada APBD 2011, paling dominan dengan nilai mencapai Rp1.114.267.726.033,00 sedangkan belanja langsung/publiknya hanya RpRp727.996.012.787,00 ***(John).
0 comments:
Posting Komentar