Garut News, ( Selasa, 22/3 ).
Garut semakin mendesak memiliki “grand desain”, penataan perkotaan termasuk alur mobilisasi lalu lintas angkutan penumpang umum dan barang, menyusul selama ini kerap terjadi simpul-simpul kemacetan nyaris di seluruh lokasi kota.
Selain akibat pusat-pusat keramaian dan pertokoan maupun perbelanjaan belum terurai, juga sarana kaki lima dan lahan parkir banyak dimanfaatkan pedagang kaki lima (PKL), serta belum dilakukannya pengembangan kota, ungkap Kadishub setempat, Drs Mlenik Maumeriadi, Selasa.
Ditemui Garut News, dia mengemukakan pula sangat diperlukannya pembenahan secara menyeluruh dan intens, bersama stakehorder terkait termasuk pihak Kepolisian, Satpol PP, Dishub serta Dinas Binamarga.
Bahkan jika memungkinkan dilakukan pengkajian serius oleh pihak konsultan transfortasi darat, sedangkan bagi masyarakat hendaknya taati dahulu rambu-rambu yang tersedia, kemudian pemuka masyarakat bersama Muspida bisa memediasi proses pembenahannya.
Sementara itu, pengemudi becak serta moda angkutan delman, juga hendaknya bisa menahan diri agar tidak memasuki kawasan pusat perkotaan, dilakukannya pengembangan kawasan perkotaan.
Jalur kendaraan umum dapat melingkar atau tidak seperti selama ini, terlalu tertumpuk sehingga bisa diibaratkan bendungan air yang seluruhnya masuk ke perkotaan tanpa memiliki sarana pembuangan, katanya.
Sejalan dengan kian banyaknya pembangunan lokasi perumahan, pendirian rumah makan di pinggir ruas jalan serta banyak pula kendaraan yang di parkir di pinggir badan jalan, ungkap Mlenik Maumeriadi.
Selain itu pula, terdapat saran untuk memperkecil bundaran di perkotaan, tanpa menghilangkannya, serta rencana pembangunan jalan tembus Kubang hingga Banyuresmi guna mengurangi intensitas kemacetan pada lintasan jalan Tarogong, katanya. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar