Garut News, ( Senin, 28/3 ).
Syaeful Risman(14), warga Kampung Naska RT.01/07 Desa Kertajaya di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami kelamin ganda, meski berkondisi fisik 70 persen laki-laki, namun dinilai mendesak dilakukan pemeriksaan kromosom.
Menyusul penderitanya menghendaki menjadi laki-laki, tetapi kini mulai tumbuh payudara, sedangkan pemeriksaan kromosom guna mengetahui tentang kecenderungan genetiknya, ungkap Kepala Puskesmas setempat, dr H. Harry Mulyono.S kepada Garut News, Senin.
Dia berjanji, bisa mempasilitasi rujukannya hingga ke Rumah sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, katanya.
Sementara itu, Ketua Konsorsium Gerakan Rela Untuk Mereka, Ny. Rani Permata Diki Chandra menegaskan, kelamin ganda bukan merupakan aib melainkan peristiwa yang harus kita tangani bersama.
Penderitanya mengalami sangat minder, akibat sering diolok-olok rekan di sekolahmya, sehingga sejak kelas dua Sekolah Dasar (SD) hingga kini sama sekali mogok sekolah, namun rekan yang mengolok-olok tidak salah, karena mereka tidak mengerti, ungkap Ny. Rani.
Syaeful Risman, anak pasangan suami istri, Ana(60) dengan Ny. Mimin(54) yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh serabutan, sehingga Ny. Rani juga telah menghubungi seorang dokter dari perusahaan/BUMN untuk membantu menangani Syaeful.
Masih menurut Ny. Rani, masyarakat Kabupaten Garut pada dasarnya memiliki Jamkesmas, namun tetap mengimbau kepada warga yang mempunyai kelebihan rezeki bisa memiliki kepedulian terhadap sesama, yang berkondisi sosial ekonomi memprihatinkan.
Selain itu mengajak bersama Konsersium Gerakan Rela Untuk Mereka, menyukseskan koin rela untuk mereka, imbuh Ny. Rani, antara lain didampingi istri Dandim Garut, Ny. Leni Sri Mulyani serta Kabag Informatika, Dik Dik Hendrajaya, M.Si menyantuni kaum dhuafa, yang putra putrinya menderita cacat fisik dan mental.
Fadhil(17 bulan), Sinta(4), Abdurahman(4), ketiganya mengalami scuele post menganitis, sehingga pertumbuhan fisik dan mentalnya tidak normal, akibat sebelumnya didera panas tinggi dan sering kejang, namun terlambat dibawa berobat ke Puskesmas maupun rumah sakit.
Disusul Sri Ayu(21), akibat jatuh pada usia 14 tahun, kini mengalami keterlambatan perkembangan pada otak, seorang warga setempat lainnya juga mengalami hydrocepalus, yang kini dirawat di RSHS Bandung. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar