Minimnya alokasi anggaran pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, antara lain menyebabkan rendahnya capaian indikator kesehatan di daerah itu, padahal indikator kesehatan ini, sebagai salah satu penentu kualitas Indek Pembangunan Manusia (IPM).
Pada tahun anggaran 2010 lalu, alokasi anggaran untuk obat-obatan sekitar Rp9,280 miliar lebih, sedangkan kunjungan pasien pada seluruh 64 Puskesmas mencapai 2,95 juta lebih, sehingga setiap pasien rata-rata hanya mendapatkan obat senilai Rp3.138.
Padahal berdasarkan standar kesehatan nilainya Rp9.000 atau berdasarkan standar WHO bernilai dua USD, ungkap Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes setempat, drg Iman Firmanullah, M.Si ketika didesak pertanyaan Garut News, Rabu.
Sementara itu, indek kesehatan di kabupaten Garut pada akhir 2010 hanya bertengger pada angka proyeksi 67,35 atau hanya meningkat 0,35 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Bahkan sejak lima tahun terakhir, meski setiap tahunnya mengalami peningkatan, tetapi hanya dibawah satu digit.
Kondisi tersebut diperparah masih tingginya angka kematian bayi (per seribu kelahiran hidup) serta angka kematian ibu (per 100.000 kasus kelahiran).
Angka kematian bayi 2010 masih mencapai angka proyeksi 50,89 sedangkan angka kematian ibu nya 210,86 dengan angka harapan hidup warga Garut 65,41 tahun. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar