Wabah flu burung (Avian Influenza/AI/H5N1), pada enam desa di dua kecamatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, selain berakibat mati mendadaknya 1.393 ekor ayam, juga menyebabkan dua warga setempat terpaksa diisolasi suspect penyakit mematikan itu.
Kematian ayam tersebut, berlangsung sejak 12 Januari hingga 26 Pebruari lalu di Desa Sukaratu, Banyuresmi, Karyasari, Bagendit dan Desa Sukamukti Kecamatan Banyuresmi.
Termasuk meluas dan matinya 20 ekor ayam di Kampung Cipareuan dan Cikukuk Desa Cibiuk Kidul Kecamatan Cibiuk pada 23 Pebruari 2011, ungkap Kepala Bidang Keswan Kesmavet setempat, Ir Dida. K kepada Garut News, Rabu.
Dia menjelaskan, hingga kini dilakukan depopulasi 13 ternak ayam serta 13 bangkai ayam positip H5N1 dilakukan disposal maupun pembakaran serta penguburan sesuai dengan protap, pihaknya pun akan segera melakukan disinpektan pada enam desa wabah AI, katanya.
Sekretaris Dinkes Garut, Drs H. Herdi Hidayat menyatakan, jajarannya terus berupaya maksimal mencegah serta menanggulangi penularannya terhadap manusia, karena sejak 25 Pebruari lalu keenam desa ini dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung.
Kabid P2M Dinkes setempat, Dede Rochmansyah, M.Kes mengatakan, pihaknya masih terus mengawasi 205 warga termasuk 68 diantaranya yang melakukan kontak langsung dengan ternak unggas positip H5N1.
Sedangkan 20 warga yang mengalami “ILI” mendapatkan 220 tablet tamiflu masing-masing berdosis 75 mg, untuk dikonsumsi selama dua kali masa inkubasi atau 14 hari, ungkapnya.
Mesaki direkomendasikan oleh Provinsi Jawa Barat, untuk melakukan depopulasi terbatas, namun pelaksanaannya secara paksa masih menunggu instruksi resmi dari Bupati Garut, ujar Dida menambahkan. ***(John).
0 comments:
Posting Komentar