Garut News, (21/6).
Dampak perubahan musim yang semestinya kemarau, namun masih terdapat hujan, maka luas tanam tahun 2010 diprediksi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (THP) setempat, mengalami penambahan 15 persen.
Dampak perubahan musim yang semestinya kemarau, namun masih terdapat hujan, maka luas tanam tahun 2010 diprediksi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (THP) setempat, mengalami penambahan 15 persen.
Dari seluas 117.092 hektare lahan kering, menyusul hujan diperkirakan masih akan turun hingga awal Juli mendatang, sehingga diharapkan produksinya pun bisa bertambah, ungkap Kepala Dinas THP Garut, Ir H. Tatang Hidayat, MP kepada Garut News, Senin.
Dia mengemukakan, telah menginstruksikan agar para petani melakukan langkah-langkah persiapan, terutama pembenihan serta melaksanakan penanaman secara serempak di lahan kering, katanya.
”Kami menginstruksikan petani, supaya memulai kembali menanam palawija dan sayuran di lahan kering, karena perubahan iklim bisa menimbulkan aspek keuntungan maupun kerugian,” ujarnya.
Sedangkan bagi perluasan tanam, diindikasikan masih terdapat hujan hingga awal Juli, karenanya luas tanam akan bertambah terutama di lahan kering, agar hasil panennya pun diperkirakan bertambah.
Namun diingatkan, bencana alam tanah longsor dan banjir merupakan ancaman bisa gagal panen, termasuk berkurangnya lahan akibat tertimbun longsor termasuk bencana hama penyakit, dapat timbul lebih banyak, seperti penggerek batang serta tikus yang berpotensi di musim hujan.
Karena perubahan musim saat ini, juga berdampak pada pertambahan luas tanam, pada musim kemarau hanya berkisar 40 - 50 persen, tetapi sekarang bisa bertambah hingga 15 persen.
Seperti halnya luas tanam padi, dari 135.109 hektare menjadi 140.246 hektare, sedangkan palawija atau sayuran, dari seluas 100 hektare menjadi 117.092 hektare, katanya. **** (John).
Dia mengemukakan, telah menginstruksikan agar para petani melakukan langkah-langkah persiapan, terutama pembenihan serta melaksanakan penanaman secara serempak di lahan kering, katanya.
”Kami menginstruksikan petani, supaya memulai kembali menanam palawija dan sayuran di lahan kering, karena perubahan iklim bisa menimbulkan aspek keuntungan maupun kerugian,” ujarnya.
Sedangkan bagi perluasan tanam, diindikasikan masih terdapat hujan hingga awal Juli, karenanya luas tanam akan bertambah terutama di lahan kering, agar hasil panennya pun diperkirakan bertambah.
Namun diingatkan, bencana alam tanah longsor dan banjir merupakan ancaman bisa gagal panen, termasuk berkurangnya lahan akibat tertimbun longsor termasuk bencana hama penyakit, dapat timbul lebih banyak, seperti penggerek batang serta tikus yang berpotensi di musim hujan.
Karena perubahan musim saat ini, juga berdampak pada pertambahan luas tanam, pada musim kemarau hanya berkisar 40 - 50 persen, tetapi sekarang bisa bertambah hingga 15 persen.
Seperti halnya luas tanam padi, dari 135.109 hektare menjadi 140.246 hektare, sedangkan palawija atau sayuran, dari seluas 100 hektare menjadi 117.092 hektare, katanya. **** (John).
0 comments:
Posting Komentar