Garut News, (30/7).
Kondisi tanah di Desa Bojong Kecamatan Pameuengpeuk Kabupaten Garut, Jawa Barat, sempat retak pada 2004 lalu, mengakibatkan 65 kepala keluarga (KK) atau sekitar 325 jiwa penduduknya terpaksa sempat direlokasi.
Disusul 2007 terjadi luapan air bah sungai, bahkan mengalami kerusakan paling parah akibat diguncang gempa tektonik berkekuatan 7,3 pada Skala Richter (SR) tahun lalu, ungkap Kepala Seksi Bantuan dan Perlindungan Dinsosnakertrans Garut, Drs Dadang Bunyamin, Jumat.
Sehingga desa tersebut dijadikan ajang “Emergency Response Drill”, berupa latihan tanggap darurat penanggulangan dampak bencana alam, katanya kepada Garut News.
Sebanyak 150 peserta selama dua hari mengikuti pembelajaran teori di dalam kelas, dengan pemateri Dr Gatot Moch. Soedradjat, M.Sc dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, juga dari Basarnas serta Dinsosnakertrans setempat.
Dilanjutkan simulasi meluncur dari tebing, panjat tebing serta kegiatan evakuasi, yang langsung disaksikan Wakil Bupati Rd. Diky Candra.
Sekretaris Dinsosnakertrans Kabupaten Garut, Heri, SH mengemukakan sangat tingginya partisipasi masyarakat setempat, terhadap tanggap darurat penanggulangan dampak bencana alam.
Kegiatan tersebut dinilai bisa dijadikan model, yang diharapkan kerap diselenggarakan oleh Pemkab Garut, sebagai respon tanggap darurat menghadapi bencana alam, katanya. *** (John).
Kondisi tanah di Desa Bojong Kecamatan Pameuengpeuk Kabupaten Garut, Jawa Barat, sempat retak pada 2004 lalu, mengakibatkan 65 kepala keluarga (KK) atau sekitar 325 jiwa penduduknya terpaksa sempat direlokasi.
Disusul 2007 terjadi luapan air bah sungai, bahkan mengalami kerusakan paling parah akibat diguncang gempa tektonik berkekuatan 7,3 pada Skala Richter (SR) tahun lalu, ungkap Kepala Seksi Bantuan dan Perlindungan Dinsosnakertrans Garut, Drs Dadang Bunyamin, Jumat.
Sehingga desa tersebut dijadikan ajang “Emergency Response Drill”, berupa latihan tanggap darurat penanggulangan dampak bencana alam, katanya kepada Garut News.
Sebanyak 150 peserta selama dua hari mengikuti pembelajaran teori di dalam kelas, dengan pemateri Dr Gatot Moch. Soedradjat, M.Sc dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, juga dari Basarnas serta Dinsosnakertrans setempat.
Dilanjutkan simulasi meluncur dari tebing, panjat tebing serta kegiatan evakuasi, yang langsung disaksikan Wakil Bupati Rd. Diky Candra.
Sekretaris Dinsosnakertrans Kabupaten Garut, Heri, SH mengemukakan sangat tingginya partisipasi masyarakat setempat, terhadap tanggap darurat penanggulangan dampak bencana alam.
Kegiatan tersebut dinilai bisa dijadikan model, yang diharapkan kerap diselenggarakan oleh Pemkab Garut, sebagai respon tanggap darurat menghadapi bencana alam, katanya. *** (John).
0 comments:
Posting Komentar