Garut News, (10/6).
Masyarakat adat Kampung Dukuh Dalam dan Dukuh Luar di Desa Cijambe Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan dari pusat Kota Garut, sangat bangga dan terharu didatangi kalangan DPRD kabupaten.
Seluruh warga tradisional yang bermukim pada areal 10 hektare, dengan menempati 42 rumah itu, menyambut ramah kedatangan anggota dewan dari Komisi D yang antara lain membidangi Pendidikan dan Kesehatan itu, ungkap tokoh pemudanya Yayan Hermawan(46), Kamis.
Sehingga nyaris setiap kepala keluarga (KK), menyampaikan beragam aspirasi dan keluh-kesahnya masing-masing kepada wakil rakyat dari Komisi D, yang diketuai dr H. Helmi Budiman, Rabu (9/6) lalu.
Yayan Hermawan mengaku, seumur hidupnya bahkan selama ini, baru sekali ini perkampungannya disinggahi para anggota dewan, sehingga merasa menyerupai mendapatkan durian runtuh maupun ketiban bulan, katanya.
Karena selama ini pun, sebelumnya sama sekali tak menyangka akan di datangi kalangan legislatif kabupaten, maka seluruh warga adat merasa bangga dan terharu, maka diharapkan aspirasi masyarakatnya didengar dan dilaksanakan, ungkapnya dengan nada lirih.
Sebanyak 40 KK atau 172 penduduk Kampung Dukuh Dalam, serta 70 KK warga Kampung Dukuh Luar tersebut, bermata pencaharian utama bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, ikan dan penggilingan padi manual.
Keunikan yang dimilikinya, berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat, terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat, setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur.
Sebagai area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat, yang berpandangan hidup berlandas sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Antara lain tidak membolehkan berdinding rumah dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca, serta tidak boleh menggunakan peralatan modern seperti radio, televisi apalagi internet, ungkap pemuka warga adat setempat H. Daud Mokhamad Komar, menambahkan.
Peralatan makan dan minum pun terbuat dari kayu atau bambu tua, sedangkan seni budayanya antara lain debus, sebagaimana masyarakat adat Baduy Dalam dan Baduy Luar di Kenekes Provinsi Banten. ***** (John)
Masyarakat adat Kampung Dukuh Dalam dan Dukuh Luar di Desa Cijambe Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan dari pusat Kota Garut, sangat bangga dan terharu didatangi kalangan DPRD kabupaten.
Seluruh warga tradisional yang bermukim pada areal 10 hektare, dengan menempati 42 rumah itu, menyambut ramah kedatangan anggota dewan dari Komisi D yang antara lain membidangi Pendidikan dan Kesehatan itu, ungkap tokoh pemudanya Yayan Hermawan(46), Kamis.
Sehingga nyaris setiap kepala keluarga (KK), menyampaikan beragam aspirasi dan keluh-kesahnya masing-masing kepada wakil rakyat dari Komisi D, yang diketuai dr H. Helmi Budiman, Rabu (9/6) lalu.
Yayan Hermawan mengaku, seumur hidupnya bahkan selama ini, baru sekali ini perkampungannya disinggahi para anggota dewan, sehingga merasa menyerupai mendapatkan durian runtuh maupun ketiban bulan, katanya.
Karena selama ini pun, sebelumnya sama sekali tak menyangka akan di datangi kalangan legislatif kabupaten, maka seluruh warga adat merasa bangga dan terharu, maka diharapkan aspirasi masyarakatnya didengar dan dilaksanakan, ungkapnya dengan nada lirih.
Sebanyak 40 KK atau 172 penduduk Kampung Dukuh Dalam, serta 70 KK warga Kampung Dukuh Luar tersebut, bermata pencaharian utama bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, ikan dan penggilingan padi manual.
Keunikan yang dimilikinya, berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat, terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat, setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur.
Sebagai area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat, yang berpandangan hidup berlandas sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Antara lain tidak membolehkan berdinding rumah dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca, serta tidak boleh menggunakan peralatan modern seperti radio, televisi apalagi internet, ungkap pemuka warga adat setempat H. Daud Mokhamad Komar, menambahkan.
Peralatan makan dan minum pun terbuat dari kayu atau bambu tua, sedangkan seni budayanya antara lain debus, sebagaimana masyarakat adat Baduy Dalam dan Baduy Luar di Kenekes Provinsi Banten. ***** (John)
0 comments:
Posting Komentar